Film ini diawali tentang mahasiswi Suryani (Shenina Syawalita Cinnamon) mengungkapkan kebenaran di balik permasalahan yang menimpa dirinya. Kejanggalan ini dimulai selepas diadakannya malam pesta perayaan kemenangan Teater Matahari di rumah Rama (Giulio parengkuan), sang penulis naskah dari Teater Matahari tersebut. Kejanggalan demi kejanggalan terjadi kepada Suryani, yaitu foto Suryani yang telah tersebar di Media Sosial sedang mabuk didalam pesta. Hal itu yang menyebabkan Suryani kehilangan beasiswa kuliah. Suryani atau dikenal dengan nama Sur, tidak ingat dengan detail foto tersebut. Tetapi Suryani tetap bersikeras untuk mengusut lebih jauh dengan bantuan temannya yang berprofesi sebagai tukang fotokopi, yaitu Amin (Chicco Kurniawan).
Setelah foto dan berita itu telah sampai ke orang tua Suryani, Suryani pun di usir oleh ayahnya, karena dianggap mencoreng nama baik keluarga. Suryani pun pergi dari rumah ke tempat tempatnya yaitu Amin. Setelah sampai ia pun menceritakan semua kejadian yang telah terjadi, dan meminta Amin untuk membantu nya untuk memecahkan masalah tersebut, dengan segala hal. Kejanggalan demi kejanggalan yang terus berdatangan semakin memperkuat dugaan Suryani bahwa memang telah terjadi sesuatu kepada dirinya di malam itu. Berbekal bukti yang minim yang ia miliki, Suryani terus bergerak untuk mengulik secara mendalam.
Mirisnya, tak ada satu orang pun yang percaya dengan cerita Suryani. Mereka menganggap bahwa perkataan Suryani hanya bualan semata. Akan tetapi, Suryani tetap menginginkan keadilan terhadap dirinya dan para korban. Berawal dari niat tersebut, ia pun menyerahkan bukti-bukti kepada dewan kode etik kampus untuk meminta pengusutan. Namun, sang pelaku yang secara kuasa lebih kuat, membuat posisi Suryani semakin terpojokkan. Tak bisa melakukan apapun lagi, Suryani pun menuruti permintaan sang pelaku untuk melakukan klarifikasi dan membuat permintaan maaf secara terbuka, yang menyatakan bahwa semua tuduhan tersebut hanyalah rekaan belaka.
Kisah ini tak usai begitu saja, pada akhirnya Suryani mendapatkan dukungan dari teman teater nya, yang menjadi korban juga. Suryani dan temannya yang menjadi korban berupaya terus untuk mengumpulkan bukti, sayangnya hal buruk pun kembali terjadi. Meskipun demikian, mereka tidak mengenal kata menyerah. Suryani tetap teguh pada pendiriannya yang sangat ingin mengungkapkan fakta demi mendapatkan keadilan.
Dalam adegan film ini kasus pelecehan seksual selalu terjadi didalam masyarakat, terutama dikalangan remaja. Selain korban pelecehan seksual sering mengalami trauma yang berat, korban pelecehan seksual juga kerap kesulitan dalam hal keadilan. Sosiologi dalam film ini dikategorikan menjadi pelecehan seksual dalam hal menyebarkan foto di media sosial, pencemaran nama baik. di dalam kehidupan masyarakat korban pelecehan sosial selalu menjadi hal yang lumrah, apalagi korban ini datang dari kalangan bawah, selain itu tentang keadilan dan kekuasaan yang masih menjadi permasalahan di negara ini.