Tingkat fertilitas remaja di Indonesia masih menjadi tantangan serius dalam upaya pembangunan keluarga yang sejahtera. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 7,02% perempuan remaja berusia 15-19 tahun di Indonesia telah menjadi ibu atau sedang hamil. Angka ini lebih tinggi di daerah pedesaan (9,6%) dibandingkan perkotaan (4,89%). Kesenjangan ini disebabkan oleh perbedaan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan reproduksi, dan informasi yang memadai. Minimnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi, khususnya di daerah pedesaan, memperbesar kemungkinan remaja menikah dan memiliki anak di usia yang sangat muda, yang berdampak pada kesejahteraan mereka dan keluarganya.
KEMBALI KE ARTIKEL