Adalah sama, antara kita dan kata-kata
Noktah menyembul, menyekat ruang rasa dan asa
Adhesif dalam debarnya
Namun ada jeda yang fasih bertakhta
Dalam gegas narasi hati yang
Acap kali berkecamuk pada kata yang lebih dingin dari sunyi, kesendirian
Delusi semakin meruncingkan bayanganmu
Endapkan rindu pada kepiluan
Ada getir yang menjelma sebuah kelewang atau menyaru sebagai kehilangan
Lesap menikam dada harap yang senantiasa mendekap namamu
Ini puisi, sengaja kutulis tanpa titik-titik
Karena aku hanya ingin sekali ini saja
Antara kita dan kata-kata, tak ada jeda bernama luka di tiap baitnya
Angsana, 17 Juli 2020