Di sore hari
Kuhantarkan pandang pada khalayak semesta
Yang asik dalam senarai perbincangan
Tak sengaja
Netraku menangkap sesosok anggun
Yang menjadi pembeda di dalam kerumunan
Perempuan dengan seulas sorot tajam
Yang tak kusangka telah lebih dahulu
Mengarahkan pandangannya padaku
Hingga sepersekian detik sempat beradu
Lalu, aku tertunduk; malu
Apakah benar itu aku yang ia perhatikan?
Ah, tidak
Mungkin aku saja yang 'kegeeran'
Namun, telah terekam jelas
Bahwa dua bola berpendar yang ia miliki itu
Sungguh memantik kagum di jantung penasaran
Sebab, saat ia menatap
Ada getar yang tak keruan
Berisi reriak harap yang diam-diam kudekap
Dalam senandika hati yang malu-malu terucap