Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Hidup Terus Berjalan

26 November 2020   18:25 Diperbarui: 26 November 2020   18:34 158 10

Teriknya cuaca siang itu, tidak menyurutkan Mbah Padi untuk mengayuh sepeda tuanya menyusuri jalan kampung. Terlihat keringat sudah mulai menetes dari keningnya. Walaupun keringat sudah mulai mengucur deras, lelaki tua itu masih saja terus mengayuh dan mengayuh. Beliau tidak sendirian. Di belakangnya, ada Mbah Yu Gim yang berpegangan erat pada sadel sepeda itu.

Mbah Padi dan Mbah Yu Gim adalah sepasang suami istri yang tinggalnya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Di rumah petakan yang berukuran 2 m x 4 m, mereka tinggal bersama seorang cucu dari anaknya yang telah meninggal dunia. Rumah itu dibuatkan oleh warga dan mereka tempati hingga sekarang.

Dulu, semasa Mbah Padi masih muda, beliau bekerja sebagai buruh harian lepas di sebuah perusahaan, sedangkan Mbah Yu Gim membantu beberapa warga sebagai buruh cuci dan "tukang gosok" alias buruh setrika. Namun semenjak Mbah Yu Gim sakit-sakitan, pekerjaan itu ditinggalkannya. Mbah Padi pun demikian, bertambahnya usia menyebabkan beliau diberhentikan dari pekerjaannya. Kini Mbah Padi menghidupi istri dan cucunya dari hasil membantu warga kerja "serabutan" atau dari bantuan beberapa warga.

Keterbatasan hidup yang dijalani, tidak pernah membuatnya mengeluh. Semua dijalaninya dengan  ikhlas. Penghasilan minim yang diperoleh untuk membiayai kesehariannya, juga tidak membuatnya putus asa dan menyerah. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun