Che, panggilan sederhana nan ikonik dari tokoh gerilyawan Kuba satu ini berasal dari bahasa Indian Guarani yang merupakan salah satu sapaan akrab seperti "Hai."
Pria yang wajahnya telah menjadi simbol perlawanan dalam gerakan kontra-kebudayaan dan budaya populer itu pun resmi memakai nama Che ketika menanggalkan kewarganegaraan Argentina untuk menjadi warga negara Kuba.
Sapaan Che ini kerap dipakai oleh teman-temannya yang asal Kuba saat mereka ada di Meksiko dengan status sama-sama pelarian.
Nah, kalo ingat nama Che saya kok jadi kepikiran dengan che yang lain alias chechek eh cecek yang kulit sapi itu loh. Yawlaa monmaap, sungguh ilmu cocokology saya sedang berada di level yang sangat mengkhawatirkan.
Sebelum membahas lebih lanjut cecek sapi lebih baik saya mau sayonara goodbye dulu dengan Senor Che.
Hasta La Victoria Siempre!
Sampai kemenangan abadi nanti!
Oke deh kakak, sekarang saatnya membahas cecek sapi yang enak dijadikan olahan sate cecek ala angkringan. Etapi, apa sih angkringan itu?
Dilansir dari Kagama.co, Istilah angkringan sendiri berasal dari bahasa Jawa "angkring" yang artinya alat atau tempat jualan makanan keliling berbentuk melengkung ke atas dan digunakan dengan cara dipikul. Selain dipikul, angkringan juga ada yang berbentuk gerobak dorong.
Dulu, saat ke Jogya, saya pernah lah nangkring tipis-tipis di angkringan untuk sekedar menikmati nasi kucing dan teman-temannya. Nah, salah satu lini sajian yang ada di angkringan itu adalah persatean seperti sate telur puyuh, sate usus, sate jeroan, sate kerang, dan tentu saja sate cecek.
Sate sendiri adalah olahan makanan khas dari daerah Jawa. Menurut Jennifer Brennan (1988) dalam bukunya Encyclopaedia of Chinese and Oriental Cookery, sate dikembangkan dengan mengadaptasi kebab India yang dibawa pedagang muslim ke tanah Jawa.
Akan halnya menurut catatan sejarah yang tidak ditulis oleh para Mpu di selembar daun lontar, sate merupakan makanan khas daerah Ponorogo, Jawa Timur. Asal kata sate adalah "sak beteng" yang berarti satu tusuk.
Nah, sate cecek yang bakalan saya bahas kali ini berasal dari daerah Jepara. Sate cecek ini biasanya dihidangkan bersama horok-horok alias makanan pokok orang Jepara saat era kolonial dulu.