Dulu zaman masih belia, saat ego masih ada di puncak kejayaan, telinga saya kerap dibombardir oleh lagu-lagu kesukaan simbah yang bergenre keroncong pidihil sebagai anak mudo, saat itu males banget buat mendengarkan musik "orang tua" tersebut.
Ya, keroncong itu kan identik dengan orang tua karena musiknya yang membuai, selow, dan mendayu merdu. Nah, simbah biasanya mendengarkan lagu-lagu itu dari kaset yang disetel di compo bertajuk Asapoliteron nya. Kasetnya cuma beberapa biji sih, tapi hebatnya walaupun diputer bolak-balik, sang pita kaset gak pernah kusyut.
Bagi simbah mendengarkan lagu-lagu keroncong sudah merupakan rutinitas tersendiri. Tak hanya mendengarkan namun beliau pun kerap ikut berdendang. Biasanya aktivitas mendengarkan musik keroncong ini disambi dengan membuat sesuatu, entah membuat makanan atau pun menjahit kebaya kutu baru.