Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Inilah Beberapa Keuntungan Menjadi Metalhead

1 Juli 2021   20:21 Diperbarui: 1 Juli 2021   20:23 4997 16
Indonesia patut berbangga karena salah satu band metal asal kota Garut, Voice of Baceprot (VOB) akan tampil di event musik Wacken Open Air, Jerman tahun 2022 mendatang.

Trio gadis metal berjilbab ini akan berbagi panggung dengan nama-nama besar seperti Slipknot dan Judas Priest.  Namun dibalik kesuksesan ada rasa pahit yang harus mereka telan di awal karirnya.  Ya, kehadiran mereka dalam dunia musik metal awalnya banyak dicerca, apalagi tiga dara tersebut tengah mengenyam pendidikan di sekolah berbasis agama serta berkerudung pula.  

Tak aneh bila ujaran kenyinyiran pun langsung menerkam ketiganya.  Tak hanya berbentuk tulisan di dunia maya, hujatan dan ancaman pun merambat ke dunia nyata.  Beruntungnya, semua hal buruk tersebut kini berakhir manis dengan dapat tampilnya mereka di acara musik tahunan tersebut setelah tahun lalu Burgerkill gagal pentas karena pandemi Covid-19.

Dalam pandangan sebagian orang, musik metal itu mengerikan, penuh keburukan, dan menjadi ranah orang-orang yang kesal bahkan musik ini kerap disebut musik setan.  Ya, kesan suram, garang, keras, dan brutal timbul dari musik metal baik dari melodi, lirik, bahkan penampilan.  

Lihatlah Black Sabbath dengan aksi panggungnya yang kerap membuat bulu kuduk meriang, lirik-lirik lagu Mayhem atau Cannibal Corpse yang ish ish ishhhh,  dan Marilyn Manson dengan dandanannya yang ah sudahlah. Etapi Mas Marilyn ini keren juga sih, IQ-nya 148, heuheu.

Kesan menyeramkan tak hanya disandang oleh para musisinya namun juga pada para penggemarnya yang disebut metalhead.  Tapi nyatanya para metalhead adalah penggemar musik yang paling bahagia dibanding genre musik lainnya, demikian hasil studi yang dilakukan oleh sebuah lokapasar, OnBuy.com.

OnBuy telah menganalisa lebih dari 2 juta komentar di Reddit dari 27 genre musik berbeda yang kemudian dihitung berapa kali ekspresi positif dan bahagia disebutkan.  Dari sekitar 57 ribu komentar, musik metal hadir dengan 35 ribu lebih kata positif.

Berdasarkan penjelasan seorang psikolog Irin Ateken dari WeCurepsycologist, musik metal bersifat emosional dan memungkinkan para penikmatnya untuk mengekspresikan emosi.  Jenis musik ini merupakan salah satu alat manajemen kemarahan yang alami.

Para metalhead melepaskan emosi kemarahan melalui musik yang agresif dan headbanging.  Hal ini membuat mereka rata-rata dapat dapat berfikir secara rasional dan tenang.

Musik metal yang berisik dapat memerangi rasa sepi dan kesendirian.  Penggemar musik ini sangat terkenal dalam hal membangun komunitas yang memberi keterhubungan, kebaikan, persahabatan, dan ruang untuk berbagi perasaan dan ide. Hal inilah yang dapat meningkatkan kebahagiaan, rasa cinta, kepositifan, dan penerimaan.

Ya, banyak metalhead di masa tuanya lebih bahagia,  karena telah berdamai dengan dirinya sebagai individu disamping lebih percaya diri.  Penerimaan dan pemahaman adalah koentji.  

Tak hanya itu musik metal pun dapat menurunkan tekanan darah. Sebuah klinik bedah kosmetik di Turki mengadakan penelitian berupa tes stres kepada beberapa orang saat mendengarkan musik.  Kesimpulan yang di dapat bahwa heavy metal menjadi genre kedua terbaik setelah pop 80-an dalam hal menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Iyak, some metal a day, keeps the doctor away.

Musik metal memiliki banyak turunan, salah duanya adalah black metal dan death metal.  Ilmuwan data Julia Silge dan programer Rob Whitlock memaparkan kepada seorang penulis Sarah Goff-Dupont bahwa dua subgenre metal ini sangat cocok menjadi musik latar ketika melakukan pengkodean komputer.  Black metal dan death metal dapat meningkatkan fokus serta produktifitas pada pembuatan sebuah aplikasi.

Sebuah penelitian yang didanai oleh Spotify mengungkapkan bahwa metalhead merupakan penggemar genre musik paling setia di dunia. Para metalhead ini bertahan dengan band-band metal yang mereka sukai di sepanjang karir bermusiknya.  Namun demikian, para metalhead memiliki pemikiran terbuka dan dapat dengan mudah menyukai genre musik lainnya.  Bukan sebuah dosa kan di satu sisi menggerung bersama Slayer, namun di sisi lain menyimpan album Barbra Streisand?  Eh, jadul amat yak.

Tak hanya sampai di situ, heavy metal dapat mendatangkan gelar doktoral juga loh.  Ya, tahun 2019 silam, University of Newcastle Australia memperkenalkan dua gelar Ph.D. yang fokus pada urusan heavy metal dan geografi sosial serta budayanya yang unik. Program ini dikelola oleh Simon Springer, seorang profesor geografi manusia dan direktur Pusat Studi Perkotaan dan Regional di kampus tersebut.

Sudah menjadi hal umum bila metal dipandang sebagai aliran musik yang aneh dan negatif, tapi ternyata dibalik itu semua banyak hal positif yang menyertainya.  Bukan begitu Pakde?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun