Setiap memasak buntil simbah selalu menggunakan kuali segede gaban dengan kompor minyak tanah yang sumbunya baru diganti. Daun talasnya pasti dapat minta, kecuali ada di suatu masa kami menanam pohon talas secara membabi-buta di pekarangan samping rumah yang seluas daun kelor itu, heuheu.
Dirunut dari keberadaannya, buntil merupakan masakan dari daerah Banyumas. Ya, tak hanya terkenal dengan mendoannya, The Golden Water itu terkenal pula dengan olahan buntilnya, baik buntil daun talas, daun pepaya, ataupun daun singkong. Namun pada dasarnya buntil dikenal sebagai olahan khas dari tanah Jawa, termasuk Banjarnegara, Temanggung, dan Magelang.
Bungkusan yang diuntil-until (diikat-ikat) adalah kepanjangan dari buntil. Dalam pengolahannya buntil musti diikat dengan tali, biasanya tali dari bambu yang disisit tipis, benang kasur, atau tali lainnya asal jangan tali jemuran tetangga, nanti takutnya kena sleding.
Tujuan buntil diikat agar isinya tidak ambyar kemana-mana dan tentu saja agar terlihat ciamik ketika disajikan. Dulu simbah biasanya mengisi buntil dengan kelapa parut, teri nasi/medan, dan petai selong/mlandingan.