Ya, punya grup pertemanan itu wajar aja sih, apalagi di usia emas yang penuh dengan perasaan suka cita, sedih, merana, galau penuh tanda-tanya yang tak ada habis-habisnya seperti halnya saya dan beberapa teman kuliah dulu.
Sebenarnya itu bukan grup yang mirip-mirip Spice Girls atau Bimbo, dimana saya ingin banget jadi Acil Bimbo-nya. Tapi bukan juga geng karena geng itu kan terdengarnya negatif walaupun bila dikali negatif hasilnya jadi positif, heaaaa.
Yak, jadi saya sebut saja itu lingkaran teman yang ternyata bisa menghasilkan kisah "Lingkaran Lima", mueheheh.
Bicara tentang 'geng' atau gang itu bawaannya kok mikir yang buruk-buruk ya padahal "gang" yang berasal dari kata "gonge" itu artinya perjalanan, merujuk kepada perjalanan para pelaut di sekitar abad ke-15.
Geng mulai dijadikan istilah yang berdekatan dengan kumpulan pemuda liar yang uplek dengan kejahatan sejak zamannya William Shakespeare. Ya, mister "Apalah arti sebuah nama itu" menggeber kisah romantis "Romeo and Juliet" dengan bumbu dua geng yang saling bermusuhan, The Montegues dan Capulets.
Pada tahun 1927 seorang sosiolog Amerika, Frederic Milton Thrasher mengadakan riset berkaitan dengan geng anak jalanan di kotanya, Chicago. Riset ini menelurkan sebuah buku bertajuk "The Gang : Study of 1, 313 Gangs In Chicago." Ya, di kota yang terkenal dengan klub baseball Chicago Cubs-nya ini ada lebih dari 1.300 geng jalanan berkeliaran dengan segala tingkah polahnya yang berdekatan dengan kriminalitas.
Geng yang paling terkenal dikomandani oleh Al "Scarface" Capone dan rivalnya George "Bugs" Moran. Dua geng yang berseteru ini telah meluluhlantakan Chicago dengan segala tindak kejahatannya. Tercatat lebih dari 12.000 kasus pembunuhan telah terjadi sepanjang tahun 1926 yang berkaitan dengan per-gengster-an. Dua geng ini telah menyuap politisi dan polisi demi mengamankan kegiatannya.