Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Pentingkah Buket Bunga dalam Acara Wisuda?

24 Februari 2020   10:01 Diperbarui: 24 Februari 2020   10:02 1023 7
Bagaikan acara kawinan, kini hari wisuda adalah salah satu hari yang dipenuhi dengan bunga. Ya, untung aja gak dibarengi dengan pisang satu sisir, segelas kopi hitam, dan kemenyan, uhuks.

Sebagai generasi purba saya baru tahu kalau buket bunga sudah lumayan lama berkeliaran di arena wisuda dengan riang gembira, ah saya benar-benar kudet, jadi malu.

Ya, beberapa waktu lalu seorang teman memposting foto keponakannya yang tengah di wisuda.  Foto itu bernuansa cerah, secerah wajah sang sarjana baru dan warna dua buket bunga yang ia peluk mesra.

Hati julid saya pun bertanya-tanya, apa sih hubungannya buket bunga dengan wisuda?  Di wisuda saya dulu gak ada tuh buket bunga yang ada buket yang lain yaitu b(a)uketek, ihihihi.

Nah, karena sudah merasa paripurna bertanya ke dalam hati yang seluas samudra ini dan tidak menemukan jawabannya maka saya pun bertanya kepada seorang teman yang sama-sama angkatan purba namun dia memiliki pengalaman yang lebih mendalam dalam hal mustahal perayaan kelulusan sidang skripsi dan perwisudaan zaman now.

Menurutnya di zaman sekarang ini memang sudah menjadi hal yang lumrah bahwa seorang wisudawan memeluk buket bunga. Jangankan buket bunga lha wong balon bertuliskan nama sekaligus gelarnya saja ada kok.  

Saya pun langsung terjengkang membayangkan sebuah balon gas yang mambul-mambul di udara bertuliskan nama dengan tambahan gelar yang telah disandang.  Sungguh sebuah pemandangan yang warbiazah hingar-bingar sekali.  

Entah kapan tradisi buket bunga, balon bernama, boneka, selempang dan tiara bak ajang putri-putrian mulai nongol di acara wisuda yang pasti bukan sejak tahun 1919, itu mah mulai berdirinya Nyonya Meneer kaleeee.

Kelulusan sidang skripsi dan wisuda adalah hal yang membahagiakan.  Iya dong, setelah menjalani masa perkuliahan dengan segala printilannya yang aduhai tibalah saatnya kata "bebas euy" digaungkan. Perasaan melayang karena bahagia pun datang bertubi-tubi bagaikan penggalan lirik lagu Kakang Iwa K.

Kebahagiaan itu akan terasa sempurna bila ada yang memberi sesuatu misalnya buket bunga nan indah tanda ucapan selamat.  Buket bunga pun dapat menambah meriah foto bakal unggahan di akun medsos para pemegang gelar sarjana baru, aheuy.  Lha ya iyak, di zaman medsos seperti sekarang ini, selfie-wefie adalah hal yang maha penting, bukan begitu Fernando?  

Apalagi berfoto dengan seonggok kembang setaman yang ada dalam pelukan tanda kasih sayang dari seseorang. Itu penting banget biar banyak yang julid menyaksikan setumpuk kebahagiaan nan bertubi-tubi ini, haih.

Namun simbol kebahagiaan dan tanda selamat berupa bunga dan barang-barang tak guna lainnya itu akhirnya hanya dinikmati serta dikagumi dalam waktu sekejap saja setelah itu berakhir di tong sampah.  Jadi akan lebih baik jikalau benda-benda tersebut diganti dengan yang lebih bermanfaat seperti benih pohon, benih bunga, hewan ternak, atau buku tabungan beserta saldonya, eh.  

Ribet? Ribet sedikit demi kebaikan kan gak ada salahnya, bukan?  Lagipula wisuda zaman purba gak ada kumpulan hadiah tetap mensyahdukan kok, yang penting kan lulusnya bukan gembolan bunga tujuh rupa dan balon-balon gas yang siap mengudara.

Oleh karena itu apresiasi setinggi-tingginya untuk Prodi Sastra Inggris Universitas Padjajaran karena mulai bulan Februari 2020 ini, mereka mengajak mahasiswanya untuk tidak merayakan kelulusan sidang skripsi dengan menggunakan balon atau benda-benda yang hanya menjadi sampah yang tak cepat terurai.

Bagaimana dengan buket bunga, kan bunganya bunga hidup? Lha, itu selotip, karet gelang, dan pitanya?


Sekian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun