Bulan suci Ramadhan merupakan Bulan yang penuh dengan keistimawaan dibanding dengan bulan-bulan yang lain. Dimana pada bulan ini umat muslim sering kali termotivasi berlomba-lomba dalam mencari kebaikan karena pada dasarnya bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh barokah dan ampunan. Dalam bulan ramadhan ini kita juga dapat mempelajari bagaimana cara menahan nafsu untuk tidak makan dan minum dari pagi sampai menjelang magrib untuk ikut merasakan penderitaan orang yang kurang beruntung diluaran sana. Adapun amalan yang wajib dilakukan selama bulan suci ramadhan yaitu membayar zakat. Zakat ibi berfungsi untuk sebagai pembersih diri setiap orang selama satu tahun penuh dan di sisi lain menjadi sumber rezeki bagi para mustahik. Hal ini sebagai penekanan bahwa umat Islam harus membiasakan diri menempatkan tangan di atas untuk memberi kepada orang lain yang pantas menerimanya, seperti memberi sedekah dan memberi makan orang yang berpuasa. Dan Biasa di masjid-masjid sekitar akan menyediakan takjil gratis untuk para jama'ah dan musyafir yang datang ke masjid. Bukan hanya di masjid saja bahkan kita juga sering menjumpai di tepi jalan sebuah kelompok yang juga membagi-bagikan takjil untuk orang yang sedang melakukan perjalanan. Dan masih Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan surga-Nya Allah. Terlebih lagi di bulan Ramadhan, kita bisa melakukan berbagai amalan baik di bulan ini. Nah, dengan adanya Sikap Saling berbagi ini akan meningkatkan rasa empati dan keperdulian terhadap keadaan orang-orang di sekitarnya yang belum beruntung dan membutuhkan.
Untuk itu kemarin tepatnya pada tanggal 7 April 2022 saya dan teman saya melakukan kunjungan ke salah satu rumah fakir miskin yang ada dikota malang ini. Tujuan saya kesana untuk bersilaturahmi dan mengetahui bagaimana kehidupan mereka disana. Saya berangkat pada pukul set 10 pagi. Setelah keliling untuk mencari-cari dan bertannya-tanya akhirnya saya diarahkan oleh warga sekitar untuk pergi kerumah mbah Sanaton. Mbah Sanaton ini tinggal sediri sebatangkara dirumah kecilnya. Beliau berusia sekitar 70 tahunan. Beliau ini tidak punya penghasilan karena Di umur beliau yang sudah tua ini pendengaran dan pengelihatan beliau sudah berkurang bahkan untuk berjalanpun beliau juga tertatih- tatih karena kondisi kaki beliau yang sakit dan mengharuskan beliau untuk istirahat. Walapun begitu beliau masih bisa mandiri dalam melakukan kesehariannya seperti mandi, ganti baju dll. Beliau juga pernah menikah selama 3 kali tetapi ketiga suaminya ini telah meninggal dunia. Suami beliau bernama sahir, kasri dan roslan. Mbah sanaton belum dikaruniai seorang anak selama masa pernikahan. Sebelumnya mbah sanaton ini tidak tinggal di malang. Dan setelah menikah dengan suami terakhirnya bapak roslan akhirnya mereka pindah di kota malang perumahan depan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Bapak roslan Suami terakhir beliau bekerja sebagai sebagai tukang becak di daerah malang sini. Selama suami Bu sanaton kerja beliau ini tidak mengetahui berapa penghasilan tiap hari yang diperoleh dari suami beliau. Akan tetapi, setiap harinya mbah sanaton hanya akan di kasih uang 20 ribu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dalam mencari nafkah suami beliau ini sering ditipu oleh para penumpangnya seperti ditinggal dan akhirnya tidak bayar setelah sampai tujuan. Sampai akhirnya pada suatu saat bapak roslan ini sering sakit-sakitan dan jarang membecak lagi. Akan Tetapi melihan kebutuhan keseharian mereka yang membutuhkan uang terpaksa bapak roslan ini kembali mencari nafkah walaupun kondisinya belum membaik. Setelah itu, Di tengah perjalanan mencari nafkah pak roslan yang lagi sakit tidak lagi kuat untuk menarik becak dan karena tidak fokus mengendarai beliau keserempet truk dan meninggal ditempat.
Dan alhamdulillahnya sekarang Kehidupan Mbah sanaton ini ditanggung oleh para tetangga-tetangganya yang masih perduli dengan beliau, mulai dari makan pengobatan dan kebetuhan keseharian beliau. Dulu Mbah Sanaton ini juga sempat Depresi karena tidak mempunyai uang lagi untuk memenuhi kehidupnya. Bahkan mbah sanaton juga sempat mengamen di jalan sambil menari-nari ditempat. Beliau juga pernah minta-minta. Bahkan beliau juga akan marah ketika tidak dikasih uang oleh orang yang dimintainya. Akhirnya, tetangga beliau membantu menyadarkan beliau akan keadaanya. Dan sekarang mbah sanaton jarang sekali mengamen dan meminta-minta lagi. Walaupun Sesekali beliau akan begitu lagi ketika uang beliau benar-benar habis. Tetapi beliau masih bisa di atur dan diajak pulang tidak seperti dulu. Kadang Apabila ada tetangganya yang mencoba membantu beliau seperti memberinya makan atau sembako mbah sanaton akan merasa tersinggung dan akan bilang aku masih mampu ngapain dikasih. Meskipun begitu mbah sanaton akan tetap menerima tetapi sembako tersebut akan dijual kembali demi menghasilkan uang.
Dari sini kita dapat mengambil Hikmah bahwa kita yang selama ini selalu merasa kurang karena merasa tidak seperti kehidupan yang di atas kita hendaknya melihat orang yang berada di bawah kita yang benar-benar membutuhkan. Karena kehidupan kitalah yang diimpikan mereka walaupun sederhama tetapi berkecukupan. Dan dengan adanya bulan suci ramadhan ini kita bisa mengerti apa arti berbagi sesungguhnya. Dan dengan melakukan puasa kita juga dapat merasakan apa yang mereka (orang yang kurang beruntung) rasakan. Dan Setelah wawancara saya dan teman-teman saya ingin berbagi sedikit dengan beliau. Dan alhamdulliah beliau merasa sangat senang sekali menerimanya. Melihat senyuman diwajah mereka yang kekurangan kita akan merasakan kelegaan tersendiri dihati kita.