Dengan ambisi besar, Indonesia telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 sebagai komitmen atas Perjanjian Iklim Paris di tahun 2015. Namun, sektor kelapa sawit yang menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia menjadi tantangan dalam pencapaian target tersebut. Menurut data dari  Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi kenaikan ekspor kelapa sawit pada tahun 2022-2023, dari yang awalnya 27,1 juta ton menjadi 28,6 juta ton. Sayangnya, laporan Komisi Eropa dan Dewan UE menyebutkan bahwa selama waktu 2008-2015, minyak sawit memicu deforestasi dan menyumbang emisi gas rumah kaca. Hal ini dibuktikan dari data Our World in Data bahwa sektor energi adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar (73,2%), diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan land-use (18,4%).
KEMBALI KE ARTIKEL