Terlebih saat sang ustadz berdoa di akhir ceramah. Hampir semua jamaah khusyuk berdoa dan tidak sedikit pula yang meneteskan air mata. Doanya kurang lebih seperti in :
Ya Allah, sebentar lagi Engkau akan pisahkan Kami dengan kekasih kami yaitu bulan Ramadhan
Ya Allah, mohon pertemukanlah kami dengan Ramadhan tahun depan dan tahun-tahun berikutnya
Untuk orang tua kami yang sudah meninggal semoga Engkau ampuni dosanya dan Engkau lapangkan kuburnya
Untuk orang tua kami yang masih hidup berilah umur yang panjang dan barokah dan berilah kesehatan
Untuk anak-anak kami yang sedang menempuh pendidikan berilah mereka kemudahan dan karuniakanlah ilmu yang bermanfaat, dan jadikanlah mereka anak-anak yang soleh dan solehah berguna bagi bangsa dan agama
Untuk sodara - soadara kami yang ada di Myanmar berilah merkea kekuatan dan bukakanlah hati orang2 yang mendzolimi.
Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami Dan wafatkanlah kami dalam keadaan Khusnul Khotimah
Dada ini teras sesak, apalagi saat ustadz berdoa untuk oarng tua yang sudah meninggal, saya teringat Ayah yang terlebih dahulu di panggil Allah 5 tahun silam. Juga saat ustadz berdoa untuk saudara-saudara muslim di Myanmar. Saya tersadar selama ini saya tidak melakukan apapun untuk saudara-saudara muslim di Myanmar bahkan untuk sekedar mendoakannya.
Satu hari lagi kita umat islam akan merayakan hari kemenangan. Senang sedih bercampur jadi satu. Semoga segala kebaikan yang kita lakukan di bulan Ramadhan akan terus terbawa pada 11 bulan berikutnya. Suasana Ramadhan akan selalu ku rindukan. Semoga kita bisa berjumpa dengan Ramadhan tahun depan dengan seluruh keluarga, sodara, sahabat, dan teman - teman tercinta. Akhir kata saya ucapkan Taqabalallahu minna wa minkum, Minal Aidzin wal faidzin, Selamat Idul Fitri 1433 H