Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Menjadi Penulis (It's So Easy)

4 Februari 2010   22:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:05 100 0
“Mba, gimana sih agar bisa menulis lancar, enak dibaca dan gak kehabisan ide?”
Hihihi, susah juga jawabnya. Kebetulan ada tetangga Yanti yang bertanya demikian saat beliau bertandang kerumah kemarin sore. Untuk menjawab hal tersebut, Yanti harus memutar kembali memory saat masih kuliah dan Whoosaa, nasehat pertama yang keluar adalah “If you wish to be a writer, Write!” (Epictetus’s Quote). Ungkapan Epictetus ini merupakan cambuk bagi Yanti untuk tetap menulis, menulis apa saja. Namun untuk saat ini, tulisan kegiatan pribadi Yanti dan keluarga baru bisa ditemui di diary offline, masih belum berani dibawa ke dunia Online.

Seorang penulis, menurut James McCrimon dalam Writing With Purpose (1967) harus terampil memanfaatkan struktur kosakata dan bahasa sekaligus. Hmm, ini yang Yanti masih kurang menguasai, hihihi…Nah, masih membahas masalah menulis, untuk mulai membiasakan menulis coba anda yakinkan terlebih dahulu hal-hal sepele ini;

Menulis itu Mencatat
Yup, pernah mencatat ‘kan? Dari hal yang sepele seperti catatan kas bon, resep, utang, surat, janji, no telepon dibuku telepon, notes dan sebagainya bisa menjadi bahan kita untuk menulis. Oleh sebab itu mulai sekarang cobalah bawa notes anda untuk mencatat hal-hal menarik yang terlintas di kepala. Catat tgl dan jam tiap kejadian menarik yang anda temui. Jika dirasa memalukan membawa-bawa notes, pakai aplikasi notes dan janji yang ada di Handphone. Lebih lengkap dan terstruktur dengan baik.
Menulis itu Menginformasikan
Dengan menulis, kita belajar menginformasikan sesuatu. bagi yang kasmaran, doi bisa menulis surat cinta yang mendayu-dayu dan berpuluh-puluh halaman. Tujuannya cuma satu, menginformasikan betapa tulusnya cinta doi ke kekasih hatinya.

Menulis itu Mempengaruhi
Yup, setelah menginformasikan, kita ingin tulisan itupun bisa mempengaruhi. Entahlah mempengaruhi dalam hal apa? Tapi menilik dari contoh surat cinta diatas, jelas gaya tulisan doi mempengaruhi saya untuk menerima cintanya. Hihihihi…

Menulis itu menyenangkan dan mengenyangkan
Yup, jika menulis belum menjadi kesenangan anda, STOP! Jangan teruskan!! Karena justru menjadi beban. Menulis itu harus menyenangkan, nyaman dan membuat kita rileks. Jika hal-hal tersebut belum terjadi pada anda, cobalah cari potensi menulis anda dari sisi yang berbeda. Tentukan posisi yang paling nyaman yang menurut anda membuat rileks untuk menulis. Jika masih gagal, mungkin saatnya anda berpikir ulang untuk tidak menjadi penulis. Meminjam istilah Blogger terkenal Edittag, “mengedit itu mengenyangkan” maka menulis itu mengenyangkan juga. Cobalah!

Apabila anda yakin bisa melakukan 4 hal tersebut, selamat anda sudah bisa jadi penulis. Kini tinggal memupuk mood agar menulis bisa menyenangkan dan mengalir dengan sendirinya. Catatan pribadi: Untuk saat ini, dalam menulis Yanti masih mengabaikan runutan, pemilihan kata, dan struktur kalimat. Biarlah, menulis itu memang butuh waktu dan banyak belajar agar tulisan kita enak dibaca dan mudah dicerna. Satu pesan, jangan pernah letih untuk berlatih dan terus berlatih.

You don’t write because you want to say something; you write because you’ve got something to say.(F. Scott Fitzgerald)
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun