Setelah sukses menuai bully habis-habisan di
postingan sebelumnya, kali ini saya mencoba menyambung sedikit
mumpung masih ada bau-bau lebaran walaupun hanya samar, sesamar duit THR yang dulu terlihat
yak-yak o besarnya. Tentunya selain itu juga biar kelihatan seperti penulis betulan yang bisa bikin tulisan bersambung walaupun pada akhirnya harus tetap menerima kodrat sebagai penulis abal-abal berkarakter labil. Dengan hakikat yang hampir sama, postingan ini tidak hendak memarjinalkan sebuah kaum tertentu, maka bacalah dengan hati yang ikhlas, jiwa yang bening, nirprasangka dan senyum yang menawan, ingatlah
bahwa generasi kekinian tidak akan melakukan perbuatan keji nan tercela dengan hanya membaca judul saja dan langsung bereaksi membabi buta.
KEMBALI KE ARTIKEL