Namaku Aila. Aku duduk di kelas lima sekolah dasar di ibu kota. Ayahku bekerja di salah satu bank swasta terkemuka di Bekasi dan ibuku bekerja di kantor pajak negara di kota yang sama. Aku di ibu kota tinggal bersama kakek dan nenek dari ibuku. Boleh dibilang, keluargaku berkecukupan. Kebutuhanku terpenuhi. Bahkan uang saku setiap hari rata-rata diatas lima puluh ribu rupiah. Setiap hari uang itu habis entah untuk apa, aku lupa. Tetapi setiap kali aku minta lagi pada ayah, ibu ataupun kakek dan nenekku, mereka tak pernah menanyakan uang itu habis untuk apa. Setiap hari aku berangkat dan pulang sekolah diantar dan dijemput supirku yang setia. Aku biasa memanggilnya Pak Tua. Karena ia memang sudah tua dan beruban.
KEMBALI KE ARTIKEL