Aku pernah menjadi paus merah, dibunuh dan dimangsa. Kau pernah menjadi lumba-lumba, tersayang dalam pagelaran. Kita pernah sama: bercerita di laut terdalam ketika langit hampir temaram. Aku tau, sekarang kau sedang bersuka cita di pelantaran sirkus kota, kau tinggalkan aku di laut: bertahan atau mati bersama orang asing yang tak ku kenali, atau mungkin aku akan tetap abadi pada cerita cinta Sukab dan Alina. Aku nestapa dan kau nampaknya tetap bahagia. Hanya aku yang tersisa bersama sepenggal puisi: aku pernah memiliki mu sebelumnya, disini. Jika obituari ini sampai kepadamu, balaslah sesuka hatimu. Aku sudah tenang bersama tombak di kepala.
KEMBALI KE ARTIKEL