Di penghujung malam, ia masih terjaga. Semburat wajah senggugukan. Menengadah kedua tangan. Munajatkan pinta dalam lirihnya. Seperti malam-malam sebelumnya, Pak Khoiruddin Ali berselaras dengan qiyamul lail. Bening air mata tak terkira. Matanya merah, Bukan mata biasa. Sembab oleh tangis penuh doa.