"Perubahan adalah satu-satunya yang abadi," kata filsuf Heraklitos, yang mengingatkan kita bahwa perubahan adalah esensial dalam kehidupan manusia. Namun, dalam konteks politik, khususnya dalam kampanye pasangan calon (paslon) pada setiap pemilihan, kata "perubahan" sering kali berubah makna. Ia bukan lagi simbol transformasi nyata, melainkan janji yang seringkali berakhir sebagai angin lalu, tanpa hasil yang kongkret. Perubahan dalam slogan kampanye paslon kini lebih sering dilihat sebagai retorika kosong untuk meraih suara. Pertanyaan yang muncul adalah apakah ini benar-benar agenda perubahan yang dimaksud, atau sekadar taktik manipulatif untuk meraih kemenangan dalam pemilu?
KEMBALI KE ARTIKEL