Kekuasaan sering kali dipandang sebagai alat untuk menciptakan perubahan, melayani kepentingan banyak orang, dan mewujudkan kebaikan bersama (common good). Pemimpin yang berhasil meraih kekuasaan umumnya memulai perjalanan mereka dengan niat mulia, seperti memperjuangkan keadilan, mengentaskan kemiskinan, atau meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, perjalanan menuju kekuasaan sering kali menghadirkan paradoks, niat baik yang mendasari pencapaian kekuasaan perlahan terkikis oleh dinamika dan godaan politik. Tulisan ini mengkaji fenomena paradoks kekuasaan serta bagaimana kekuasaan, bila tidak dikendalikan oleh prinsip dan integritas dapat bertransformasi menjadi alat dominasi yang merugikan kita semua.
KEMBALI KE ARTIKEL