Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop Pilihan

Banyumas Sarang Baru Teroris?

1 Januari 2014   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15 321 0
Malam tahun baru kemarin, disaat bunyi petasan bersautan dan kembang api dinyalakan menyambut pergantian tahun, sejumlah personel Detasemen Khusus 88 Antiteror terlibat baku tembak. Mereka berusaha melumpuhkan terduga teroris yang bersembuyi di sebuah rumah kontrakan.

Densus 88 memenangkan baku tembak. Enam orang terduga teroris didor dan tewas ditempat akibat terjangan timah panas. Satu orang lainya diamankan.

Saya lihat di tivi, kost-kostan lokasi penggerebekan kok cukup familiar, soalnya deket tempat saya ngapel dulu jaman masih kerja di ibukota. Alamatnya di Jalan Haji Hasan, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Saya pun langsung mengirimkan pesan via BBM ke rekan saya disana. "Iya deket rumah gue itu, ngeri banget deh," katanya.

Seingat saya, Kampung Sawah, meski dekat dari ibukota, sekitar tahun 2009-an daerahnya masih rada ndeso. Meski sudah cukup padat, masih banyak lahan kosong waktu itu dan memang daerah baru yang tumbuh pesat.

Nah, kata polisi, penggerebekan ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan terduga teroris Anton alias Septi di Kemranjen, Banyumas. Dari mulut Anton inilah, yang ditangkap pada Senin sore (30/12) atau sehari sebelumnya, kemudian diketahui persembunyian teman-temannya di Kampung Sawah. Akhirnya, Dayat alias Daeng dan lima orang rekannya yang juga teman satu komplotan Anton ini ditembak mati dalam baku tembak dengan aparat di malam tahun baru.

Di Banyumas, polisi juga bertindak. Saya mengutip berita dari Antara, sejumlah personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah rumah mertua Anton, Bella Mao Bollang. Rumahnya di Dusun Tipar RT 01 RW 04, Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.

Densus kemudian membawa Bella Mao Bollang beserta dua anaknya, Sifa Al Islam (istri Anton) dan Yahya (adik Sifa Al Islam). Anton menikah siri dengan Sifa Al Islam.

Anton bukanlah warga asli Banyumas. Ia berasal dari Bandung, Jawa Barat. Ia diduga menjadi perencana dalam aksi penembakan polisi di Pondok Aren dan satu jaringan dengan Nurul Haq karena dia ikut meletakkan bom di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, beberapa bulan silam.

Sementara itu, Bella Mao Bollang merupakan kakak ipar Fauzan Fikri yang menghilang pasca penangkapan Yusron Mahmudi alias Abu Dujana pada 9 Juni 2007.

Sebelumnya, terduga teroris bernama Imam Syafei juga pernah menggegerkan Banyumas. Ia ditangkap di sebuah warung di Jalan Raya Buntu, Desa Kebarongan yang juga berada di Kecamatan Kemranjen, Banyumas pada Sabtu bertepatan dengan perayaan kemerdekaan 17 Agustus 2013 lalu. Berita lengkapnya disini.

Imam yang masih sangat muda, seusia adik saya karena lahir pada tahun 1992 ini merupakan lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kebarongan, Kemranjen. Konon, Imam terlibat dalam sejumlah kasus teror yakni DPO kelompok Rohadi dan Sigit Indrajit (bersama Ovie, Rohadi, Imam, dan Sigit telah tertangkap sebelumnya) berlatih membuat bom. Mereka dilatih oleh Sepriano alias Mambo.

Imam juga melakukan latihan militer (I'dad) di Gunung Salak, Jawa Barat, Januari 2013. Ia diduga menjadi pencari dana untuk halaqoh yang dipimpin Rohadi. Tidak hanya itu, Imam diyakini mengetahui dan terlibat perencanaan teror terhadap umat Buddha dengan sasaran bom ke Kedutaan Besar Myanmar yang dapat digagalkan.

Sekadar informasi, Desa Kebarongan diketahui pernah menjadi markas Panglima Sayap Militer Jemaah Islamiyah (JI) Abu Dujana. Di sana masyarakatnya terkenal taat dan militan. Di Kebarongan ada beberapa pesantren yang cukup familiar sampai ke daerah saya Purbalinggga.

Nah, setahun lalu, pada pertengahan Desember 2012. Purbalingga, kota saya juga pernah digegerkan oleh penangkapan teroris. Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri datang ke kota Knalpot untuk menangkap terduga teroris bernama Ali Zaenal Abidin. Berita lengkapnya disini

Ia di tangkap di Pasar Gang Panca, Kelurahan Purbalingga Lor, Purbalingga. Warga sini menyebut pasar itu 'pasar cilik'

Kejadianya waktu itu di hari Minggu. saat itu, Ali tengah membeli sarapan dan belanja untuk keperluan pesantrennya. Ali merupakan santri Pesantren Ma'had Al-Tahfizhul Qur'an El-Suchary, Jl. Brubahan, Kelurahan Purbalingga Lor. Jarak dari pesantren ke 'pasar cilik' hanya sekitar 5 menit dengan sepeda motor.

Ali bukanlah warga asli Purbalingga, alamat asalnya di Ngruki RT 5 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Dia diduga menyusup dan bersembunyi di Purbalingga setelah diburu Densus sejak insiden pelemparan bom di Solo, Agustus 2012.

Waktu itu, Ali belum genap tiga bulan belajar di pesantren itu. Sebelumnya, Ia pernah be­la­jar di Ponpes Ngruki pimpinan ter­pidana teroris Abu Bakar Ba'asyir.

Yang menjadi pertanyaan saya, kenapa sekarang Wilayah Banyumas dan sekitarnya (Banyumas, Purwokerto,Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap) menjadi favorit teroris bersembunyi yah?

Padahal, masyarakat disini dikenal masyarakat yang toleran. Malah secara umum, sering dikatakan cenderung 'abangan'. Sebelumnya, warga 'panginyongan' juga jarang sekali yang terlibat dalam jaringan terorisme. Banyumas aman, tenteram dan jauh dari gejolak politik, konflik apalagi terorisme.

Oleh karena itu, Kalau saya boleh sedikit menganalisis, ideologi terorisme tidak ada di Banyimas. Banyumas merupakan tempat yang sama sekali tidak subur untuk ideologi sesat semacam itu. Wilayah kami ini hanya menjadi tempat bersembuyi mereka. Soanya, pada terduga teroris yang ditangkap juga bukanlah asli 'ngapakers'. Anton dari Bandung, Bella mao Bollang dari namanya saja sepertinya bukan asli orang Banyumas sepertinya. Kemudian yang ditangkap di Purbalingga juga bukan warga kaki Gunung Slamet.

Jadi, pesan saya buat warga 'panginyongan' sepertinya kita harus meningkatkan kewaspadaan. Tetaplah ramah, tapi kewaspadaan juga perlu, terutama untuk para pendatang. Bentengi dengan pemahaman agama yang benar. Agama yang menjadi rahmat bagi sesama dan semesta alam.

Akhirnya, semoga terorisme tidak tumbuh subur di Banyumas dan bisa dibasmi sampai ke akar-akarnya.

Salam dari Purbalingga

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun