Negeri ini layak disebut Negeri Goyang. Republik ini sepertinya layak punya sebutan lain sebagai Republik Joget. Lihat saja tayangan televisi kita. Tiap hari, pagi, siang, sore, malam dipenuhi dengan beraneka lagak dan gaya joget dan goyang. Dalam keseharian pun, masyarakat kita dimabuk goyang. Apa saja goyang yang diperkenalkan di televisi segera saja ditiru dengan sukses.
Contoh kecil, bulan Desember ini, Purbalingga kota saya merayakan hari jadinya. Goyang Caisar, yang sedang tenar itupun menjadi salah satu menu yang sepertinya wajib disajikan. Bahkan, bupati yang sudah kakek-kakek itupun diajak melakukan goyang ini bersama anak SD. Perayaan ulang tahun sebuah Bank Nasional di kota saya pun diwarnai dengan ‘Lomba Goyang Caisar’. Dahsyat bukan?.
Padahal, Goyang Caisar sangat sederhana, malah terkesan kaya goyang orang sakit menurut saya, tetapi bisa menghipnotis masyarakat Indonesia. Tua sampai anak-anak, pria sampai wanita bahkan yang setengahnya pun gandrung goyang ini. Dimana-mana goyang. Untung presiden kita hanya mengeluarkan album, tidak melansir Goyang.
Kesuksesan Goyang Caisar kemudian diikuti dengan bermacam-macam goyang yang menjadi icon acara televisi. Ada Goyang Sundul Gan yang dipopulerkan oleh Sule cs di acara Opera van Java. Ada pula Goyang Gas Pol yang menjadi menu andalan acara music Dahsyat. Adalagi Goyang Bang Jali yang di populerkan oleh Deny Cagur.
Tak ketinggalan ‘Campur-campur’ acara semacam Yuk Keep Smile di Anteve pun mengeluarkan ‘Goyang Campur-campur’. Adapula Goyang Kereta Lewat yang dipopulerkan di acara music Inbox SCTV. Goyang Jebret juga kemudian hadir di acara music pagi Trans TV yang mencoba mengikuti ketenaran ‘Jebret’nya Valentinno Simanjuntak yang mengiringi kesuksesan Timnas U-19 yang fenomenal itu.
Terbaru, Soimah mengeluarkan Goyang Oplosan. Goyang Oplosan diiringi lagu Oplosan karya Nur Bayan yang menggunakan lirik berbahasa jawa itu diikuti dengan patuh oleh penonton acara itu. Seebuah acara reality show semacam Yuk Keep Smile memag akan membosankan jika tak disertai dengan Joget. Makanya bermacam-macam goyang hadir di acara itu.
Memang sih, alunan musik, apalagi musik dangdut memang tak akan lengkap tanpa hadirnya goyangan. Tanpa joget, musik bak masakan tak bergaram. Tanpa goyang,dangdut bak nasi padang tanpa rendang. Jujur, saya juga memang suka goyang. Goyang badan juga goyang lidah. Apalagi goyangan istri saya.. hehe.
Sebenarnya goyang-goyangan semacam ini sudah ada sejak dulu. Kita sudah mengenal goyang poco-poco. Goyangan atraktif beregu yang asyik dan sering jadi menu untuk menyemarakan suasana pesta. Goyang mulai diberi nama di dunia dangdut mungkin dimulai dari Goyang Karawang yang dipopulerkan oleh Lilies Karlina. Lilis bergoyang ’hot’ dengan gaya jaipongan.
Selanjutnya, pernah fenomenal Goyang Ngebor by Inul Daratista. Goyangan meliuk-liuk dari atas kebawah seperti mesin bor. Hot dan membuat fantasi kaum Adam, apalagi Adam Suseno ‘bergoyang-goyang’. Pantas saja goyangan Ainur Rokhimah ini bahkan sempat didemo oleh sebuah organisasi keagaman dan dilarang manggung. Namun, kontroversinya justru membuat nama Inul semakin melambung. Kini, Si Inul sudah jarang tampil. Maklum, sudah tajir. Karaokenya ada dimana-mana. Anda sudah pernah karaoke di Inul Vista kan?
Berikutnya ada Goyang Ngecor. Goyang ini dipopulerkan oleh Uut Permatasari. Uut membuat sensai bergoyang berputar-putar, naik turun dengan hanya satu kaki. Aduhai memang dan bikin deg-degan. Adalagi Goyang Patah Patah milik Annisa Bahar. Ia bergoyang, meliuk-liuk dengan gerakan yang dipatah-patahkan. Ah, memang bikin hati patah.
Berikutnya, anda pasti tahu Goyang Gergaji milik Dewi Perssik. Seperti namanya, Depe bergoyang seperti orang sedang menggergaji. Come to me, come to you… menggemaskan. Awas kalau mantengin lama-lama, bisa-bisa hatimu kena gergaji.
Anda pasti juga kenal dengan Goyang Itik. Setelah tenar si empunya goyang ini, Zaskia Shinta, mengganti nama panggungnya dengan Saskia Gotik. Si Eneng satu ini makin tenar ketika bikin berita menghebohkan gagal kawin dengan Vicky Prasetyonisasi. Si eneng ditipu abis-abisan sama calon lurah gagal from Karang Asih City yang baru 29 my age itu.
Goyang ini juga pernah dipermasalahkan oleh De Mocca. Katanya, Ia menjiplak goyang bebek milik mereka. Kedua goyang ini, itik dan bebek emang mirip, sama-sama bergoyang laksana unggas berdaging nikmat itu. Mereka mengandalkan bentuk pantat aduhai. Nungging sedikit dan goyangkan…. Nyetrum!
Namun, meski begitu banyak goyang kok ya belum ada satupun goyangan Made in Indonesia yang mendunia. Goyang Indonesia cuma jago kandang. Beda dengan goyang made in Korea Selatan. Mereka baru melansir satu Goyang sudah bikin heboh jagat. Padahal ya, Psy dengan Gangnam Style yang bergoyang kayak orang sedang naik kuda gak jauh beda lah sama Goyang Caisar atau Goyang Oplosan. Semoga sebentar lagi ada goyang Indonesia yang mendunia.
Salam Goyang Dari Purbalingga