Aku pertama kali bertemu dengannya di halaman belakang tempat kos ini. Rambut panjangnya terjatuh dari pundaknya seraya kedua tangannya dengan lincah menari-nari di dalam tas ransel coklat, mencari sesuatu. Barang-barang di dalam tas besar di sampingnya itu saling berbenturan menimbulkan suara berisik yang menginsyaratkan bahwa ia sedang tak sabar dan tergesa-gesa. Sebuah sugesti dalam diriku membuatku tak berkutik, dan disitulah aku, terdiam memandangi gadis berparas cantik yang sibuk dengan urusannya.
KEMBALI KE ARTIKEL