Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Nongkrong Bareng Pepih Nugraha

6 November 2013   22:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:30 1060 8

Ketika membuka jejaring sosial facebook, eh ternyata sudah ada beberapa pemberitahuan menanti, iseng dilihat ada apa di dalam pemberitahuan tersebut. Ternyata teman saya menandai di dalam status – status mereka, “Ahh bikin penuh notif ajah.” ujar ku sambil menarik scroll dari pemberitahuan.  Mencoba melihat ke TKP ( status teman saya ) tadi. Wooow ! Pepih Nugraha gratis di UGM ! siapa coba kompasianers yang tidak mengenal sosok Pepih Nugraha ? yah walaupun bukan di kampus sendiri tapi untungnya acara ini umum, gratis pula ! dapat snack lagi ! maklumlah sebagai pelajar dan menjadi anak kos itu ya cari yang bermanfaat serta gratisan he he he he. Berangkat deh ke TKP yang sebenarnya he he he.

Wartawan keturunan Sunda ini mengupas hal – hal seperti masalah – masalah kecil namun banyak terjadi dan terkumpul menyangkut Indonesia sehingga memiliki dampak yang cukup besar bagi Indonesia, seperti:

Sukuisme, tidak jarang mata kita melihat dan telinga kita mendengar hara – huru tentang tawuran antar suku, perselisihan antar agama, dan antar komunitas maupun kelompok yang berbeda.

Poskamling berbayar, menurut Akang tadi, sekarang ini orang yang mendapat piket jaga lebih suka membayar kepada orang lain yang mau berjaga.

Malaysia kawan atau lawan, yaahh seperti kasus pulau, batik, pom bensin, dan yang mencengangkan bagi saya, beberapa ilmuwan atau pemikir – pemikir Indonesia ditampung di Negara tetangga itu untuk sebuah proyek, dan masih banyak lagi poin – poin nasionalisme yang dikupas di buku tersebut, sehingga pasti akan muncul pertanyaan kurang lebihnya mencari siapa yang salah dan haruskah disalahkan atau harus bagaimana semestinya pemerintahan yang ada di Indonesia, ada juga yang mungkin bisa berfikir kenapa hal seperti ini harus kita fikirkan, akan tetapi perlu kita ketahuihal ini juga perlu dijadikan sebuah topic pembahasan atau topic disaat bincang – bincang khususnya kita sebagai para pelajar yang jika bersatu dan bergerak pasti akan menuai hasil yang lebih baik, yang pasti bukanlah ber – demo.

Pada topik yang kedua beliau membahas tentang buku karyanya yang berjudul “Ranjau Biografi” yang bisa menjadi jodohnya buku yang berjudul “Menulis Sosok”. Beliau memberikan ilmu jurnalisnya kepada audien serta menjelaskan fakta – fakta sebagai seorang wartawan atau jurnalis saat hendak menulis sosok mana yang harus dipublish dan mana yang harus sangat tidak boleh dipublish di media. Begitu bermanfat bagi kami yang belum melek dengan ilmu – ilmu jurnalistik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun