Kalau dulu keduanya bersaing untuk memperoleh kekuasaan dalam pilpres yang niatnya untuk mensejahterakan rakyat, maka kali ini keduanya berkompetisi dalam panggung korupsi yang pasti akan menyengsarakan rakyat. Selang sepekan saja, setelah menteri kkp yang entah pemeran utama atau figuran berhasil ditahan, pekan berikutnya sang menteri sosial menyusul dengan status tahanan yang sama.
Entah apa yang ada dalam benak mereka, bukankah saat ini rakyat dalam kondisi setengah mati menghadapi situasi yang amat sangat sulit karena pandemi virus. Bukankah saat ini, semua orang merasakan penderitaan, kesulitan, ketidakpastian, phk dimana-mana, kesempatan kerja pada tutup, iklim usaha tidak bersahabat. Semua serba kekurangan, sektor swasta atau para pelaku ekonomi kecil sekarang ini pada makan uang tabungan. Memang kelihatannya, yang punya duit saat ini hanyalah pemerintah, dan mungkin saat inilah uluran tangan dari pemerintah sangat gurih dirasakan oleh rakyat yang sedang sekarat. Meskipun rakyat sadar bahwa duit yang dimiliki pemerintah adalah hasil dari pinjaman, okelah... namun pinjaman saat ini mungkin terasa nikmat melebihi duit sendiri. Â
Tidak sadarkah mereka berdua itu, bukankah merekalah yang paling sering mengumbar janji untuk hidup bernegara dengan lurus-lurus, dan begitu membencinya prilaku korupsi. Belum hilang diingatan kita semua, satunya menuduh korupsi, dan satunya lagi dituduh pelaku korupsi. Sekarang, dua-duanya tertuduh dan terbukti korupsi. Sekarang, terbukalah mata rakyat bahwa maling teriak maling sudah sama-sama diam saat ini.