Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sekilas Teater Gandrik dan Pandol

8 Juni 2010   09:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 711 0
[caption id="attachment_161773" align="alignnone" width="150" caption="indonesiaartnews.com"][/caption] Teater Gandrik adalah salah satu komunitas seni yang membuat Jogja semakin hidup dengan predikatnya sebagai kota seni budaya. Teater yang lahir pada 12 September 1983 di Mantrijeron, Yogyakarta itu turut memberi warna pada seni teater modern khas Yogyakarta. Pertunjukan Pandol yang dihadirkan oleh teater Gandrik pada tanggal 4-5 Juni 2010 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, merupakan sebuah pencerminan dari Negara Indonesia. Pentas ini mengisahkan tentang korupsi yang telah merajalela sampai batas nalar sekalipun hingga semua pihak telah habis asa menghentikannya. Bupati Kotabulus (diperankan oleh Butet Kertaradjasa) mencerminkan tokoh SBY yang membentuk KPK, namun pada akhirnya ketika KPK mulai masuk (memeriksa) ke istana atau kalangan Cikeas, KPK justru terancam bubar. Sementara tokoh presiden diidentikkan dengan tokoh Michael Jackson, yang berasal dari luar negeri (Amerika). Tokoh anggota dewan yang terlihat bodoh dan tidak bisa berbuat banyak selain menjajakan dagangan ilegalnya. Bahkan muncul pula tokoh Satpol PP yang selalu sigap menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan bupati, sebuah wujud pengabdian sejati kepada bupati. (http://www.indonesiaartnews.or.id) Kritik politik yang ingin disalurkan melalui pentas ini tidak disampaikan secara gamblang, melainkan disampaikan secara kocak oleh para pemeran. Lihat saja tingkah konyol sang Presiden yang bak Jacko, juga cara dua anggota dewan, Owel dan Maekani dalam menjajakan 'dagangan' mereka. [caption id="attachment_161770" align="alignnone" width="300" caption="jogjanews.com"][/caption] Sekian. Salam, AY, 080610

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun