Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Biarkan Istilah "Nusantara" pada Tempatnya

21 Januari 2022   02:18 Diperbarui: 21 Januari 2022   12:50 89 2
  Pada awalnya berita ini perna menghebohkan penggiat dunia maya di tahun 2019 lalu. Bahwa pemerintah Indonesia akan memindahkan Ibu Kota Negara yang semula berada di DKI Jakarta dan terletak di pulau Jawa, menuju ke pulau kalimantan dan akan terletak di provinsi Kalimantan Timur.
  Tidak tahu, pengusul / pencetus mendapatkan ilham dari mana? Tapi memang faktanya demikian, dan berita itupun akhirnya menyebar.

  Dan akhir - akhir ini, masih di awal tahun 2022. Jagat maya kembali dihebohkan atas pemilihan nama Ibu Kota baru yang menuai pro dan kontra. Dari para penjabat pemerintahan, para ahli dan masyarakat. "Nusantara" begitulah yang disebutkan oleh bapak Suharso Monoarfa selaku menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapennas sebagai nama baru Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
 
 Namun, menurut sebagian ahli, istilah Nusantara itu meliputi unsur peradaban suatu bangsa, bukan merupakan simbol suatu wilayah / daerah saja.

  Dan menurut saya pribadi, seandainya saya ikut rapat dalam penyelenggaraan pemberian nama untuk Ibu Kota Baru? Saya akan mengusulkan, "boleh untuk memilih nama baru untuk ibu kota baru, asal jangan istilah Nusantara yang dipakai. Cukup istilah "Nusantara" itu meliputi peradaban kita bangsa Indonesia dari sabang sampai marauke. Jadi tidak terlalu etis atau enak di dengar bila menggunakan istilah "Nusantara" untuk sebuah simbol wilayah / daerah.

  Biarkan "Nusantara" itu mewakili peradaban dan bangsa Indonesia. Yang berbudi, beradat, dan beragama. Biarkan demikian ...

Dan untuk Smartcity?
Semoga Ibu Kota Baru nanti mampu menjadi Ikon yang mencerminkan Indonesia, melebihi apa yang sudah di berikan oleh DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia saat ini.
***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun