Aku baru saja keluar dari sebuah Indomaret, dengan memegang uang sisa kembalian belanjaanku, lalu kuhampiri para pemuda - pemuda itu.
 "Assalammuallahikum mas?" Ucapku sopan sembari tersenyum.
 "Wa'allahikumussalam. Ia mbak." Ucap salah seorang pemuda yang tinggi semampai, dengan senyum manis dan berrambut ikal. Ia tersenyum kepadaku, dan mendadak akupun sedikit gugup.
 "Eh... ini mas, ada uang sedikit untuk membantu korban erupsi. Mana tempatnya?" Ucapku pelan
 "Terima kasih mbak. Letakkan saja di kotak itu mbak, di atas bangku itu." Ucap pemuda di hadapanku yang menarik perhatianku.
 "Oo ini. Baiklah" sembari meletakkan sejumlah uang.
 "Hm' maaf bang, ini dari komunitas? Atau organisasi?" Tanyaku mencoba berlama - lama berbucara dengan dia.
 "Kami ini dari remaja masjid kampung sini mbak. Dan kebetulan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan kota jakarta."
 "Oo ... maaf, mas umur berapa?" Tanyaku.
 "Saya baru 20 Tahun mbak. Dan hampir kita yang tergerak melaksanakan aksi ini berusia 18 sampai 20 tahunan mbak." Ucap pemuda itu.
 "Oo baiklah. Panggil nama aja. Saya juga baru 19 Tahun. Nggak enak di panggil mbak."
 "Oo iya, dengan mas siapa?" Sambungku yang masih sedikit penasaran mendengar namanya.