Tawuran antar kampus? Tawuran antar faklutas? Tawuran bahkan bakar-bakaran antar sekolah?
Tawuran dijalanan antar angkatan bahkan saling melakukan tembakan dan nyawa melayang?
Demo di kuburan malah ada yang dikubur? Demo di depan kantor pemerintah malah penuh amarah dan berdarah-darah?
Sidang peradilan yang seharusnya tempat mencari keadilan malah jadi gontok-gontokan?
Lapangan sepak bola yang mencari kemenangan dalam kebanggaan menjadi lautan kemarahan dan kejar-kejaran?
Antar suku yang seharusnya bersatu malah saling bunuh?
BERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAH
Seorang pakar pendidikan untuk mendukung dinangkan pendidikan karakter di sekolah, dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa semua permasalahan tadi, termasuk korupsi, berakar dari kesalahan dunia pendidikan kita. Dengan kata lain, pendidikan, lebih sempit lagi sekolah, telah gagal melaksanakan tugasnya. Artinya, guru, dosen, kepala sekolah, rektor, bahkan menteri yang gagal itu.
Tapi nanti dulu. Coba kita lihat dari PERSPEKTIF lain. Mundur jauh ke belakang. Menuju ke Lagu kebangsaan kita Indonesia Raya Stanza 1: Tanah tumpah DARAHKU.
Perhatikan Tanah TUMPAH DARAHKU. Kenapa bisa TUMPAH? Perhatikan lagi lambang-lambang daerah Indonesia. Kalimantan Tengah, Lampung, Depok, Riau, Sulawesi Selatan, Bengkulu, dan daerah lainnya. Hampir seluruh propinsi, kabupaten, kota kita dalam lambangnya terdapat senjata tajam. Mengapa?
Menurut saya, semua ini berawal dari baris kedua Stanza 1 tadi, Tanah TUMPAH DARAHKU. Stanza yang membuat Indonesia berdarah-darah. Hubungan yang cukup logis, walau dapat diperdebatkan.
Coba perhatikan syair lengkap Lagu kebangaan kita seperti saya sajikan di akhir tulisan ini. Dengan memperhatikan ketiga Stanza tersebut kita mengetahui bahwa Lagu Indonesia Raya terdiri atas 3 stanza. Yang dijadikan Lagu Kebangsaan adalah Stanza 1. Saya belum pernah mendengar alasan mengapa Stanza 1 yang menjadikan Indonesia berdarah-darah tadi. Coba perhatikan Stanza 2. Bait dan barisnya penuh dengan karakter dan doa. Demikian juga dengan Stanza 3.
Karena itu saya menyarankan:
1. Jangan nyanyikan Indonesia Raya Stanza 1.
2. Jadikan Stanza 2 atau 3 sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia, bukan Stanza 1.
3. Bila perlu ciptakan lagu kebangsaan yang lain, karena sem,ua Stanza memuat kata DISANALAH AKU .... DISANA itu dimana? Menurut kamus, Disana merujuk suatu tempat yang jauh letaknya.
Mohon maaf bila tidak berkenan.
Salam Tanah kita yang kaya,
Idris Harta
Klik di sini untuk mendengarkan ketiga stanza Indonesia Raya.