Mengubah masa lalu yang gelap menjadi cahaya yang terang benderang memang tidak mudah. Saat hidayah-Nya “diulurkan”, saat itulah kaki kita mesti berlari, tangan kita mesti menggapai. Tak cukup duduk seperti menunggu hujan, melainkan sebuah proses mengumpulkan tetes embun demi embun hingga cukup mewudhukan raga dan jiwa. Sekalipun setelah hidayah ada di genggaman, perlu keistiqomahan melangkah pada jalan yang tak selamanya bertabur bunga, melainkan kadang kala dipenuhi duri hingga darah, begitu kata Buya Hamka.
KEMBALI KE ARTIKEL