Perceraian bukan dosa, melainkan hak fundamental individu untuk melepaskan diri dari belenggu relasi yang menghancurkan. Namun, di tengah masyarakat Indonesia yang dibangun di atas pondasi patriarki yang busuk dan kemunafikan kolektif, perceraian terus dijadikan alat untuk menundukkan perempuan. Dengan stigma yang keji, perceraian digambarkan sebagai kegagalan moral yang hanya bisa ditanggung oleh perempuan---sebuah manifestasi kekerasan struktural yang memperkokoh dominasi patriarki dan menutup peluang kebebasan bagi perempuan.
KEMBALI KE ARTIKEL