Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Four Country for Europe Trip - UNESCO's World Cultural Heritage Trip

5 Desember 2011   08:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 1317 0

Event: International Student Week in Ilmenau (ISWI), 13-22 May 2011, Ilmenau University, Ilmenau City, Germany.

Duration: 17 days from 13 - 29 May 2011 for Germany ( Eisenach, Ilmenau, Weimar, Munchen, Frankfurt), Hungary (Budapest), Austria (Vienna, Graz, Salzburg), Slovenia (Maribor).

Penerbangan 16 jam menuju Rhein-Main International AirportFrankfurt membuat saya cukup letih. Dari Frankfurt saya langsung menuju ke Ilmenau, memakan waktu sekitar hampir empat jam dan tiket kereta seharga 60 euro untuk sampai di Ilmenau. Namun karena terlalu larut malam, saya memutuskan singgah di kota Eisenach yang kemudian menjadi kota kedua saya di Jerman setelah Frankfurt.

Eisenach merupakan salah satu kota di Jerman bagian Thuringen (tengah), kota-kota yang lain yaitu: Weimar, Erfurt, Ilmenau, dll. Thuringen merupakan permata sejarah dimana keindahan alam dan budaya disini masih benar – benar terjaga. Saya tidak sempat mengitari kota ini, karena keesokan paginya saya harus segera melanjutkan perjalanan ke Ilmenau.

Selama perjalanan ke Ilmenau, saya melihat hamparan bukit dandelion yang tidak bisa saya temukan di Indonesia. Sampai di Ilmenau, sepi. Penduduknya tergolong ramah apabila dibandingkan dengan penduduk Eropa lain. Ketika berkesempatan makan siang di luar kampus, saya bertemu mahasiswa Indonesia. Diajak berputar-putar, saya melihat sebuah kota mati di jam kerja, seperti tidak berpenghuni, sedikit kendaraan, mahasiswa kebanyakan pergi ke kampus mengendarai sepeda. Lima puluh persen kota itu adalah Universitas Ilmenau, hampir menyerupai kampus saya di Jatinangor - Sumedang. Menurut informasi yang saya terima dari teman-teman Jerman saya, Universitas Ilmenau merupakan universitas teknik terbaik ke-2 di Jerman. Di kota ini saya hanya melihat Rathaus dan stasiun kereta tua karena kota ini memang bukan kota wisata melainkan kota pendidikan.

Saya mendapat kesempatan mengunjungi kota Weimar, konon katanya kota ini adalah kota favorit Goethe, seorang sejarahwan Eropa. Saya mengunjungiThuringen Forest, Goethe House, Schiller House, Weimar Palace, Wittum Palace: Princesse Ann Amalia Library , Ilm Garden, Belvedere Garden Palace,  EttersburgGarden Palace, Tiefurt Palace, dll. Terasa sekali nuansa klasik di kota ini, maka tak heran jika hampir seluruh bagian kota masuk ke dalam daftar cagar budaya UNESCO.

Erfurt merupakan ibu kota di bagian Thuringen yang saat ini sedang berkembang pesat di Jerman dan juga menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Jerman bagian tengah, menjadi salah satu kota kunjungan saya.

Benar – benar tidak ada alasan untuk tidak berkunjung di Thuringen. Disini, para wisatawan dapat memilih, menjelajahi desa-desa terpencil yang masih menjaga tradisi, mengeksplorasi puri istana menakjubkan sampai hotel – hotel mewah sekalipun, atau menemukan keunikan kota-kota tua dengan budayanya masing-masing.

Munchen adalah kota terakhir dari perjalanan wisata saya di Jerman. Sebuah kesan akhir yang luar biasa yang diberikan kota ini. Kali ini saya bermain ke bagian tenggara Jerman atau biasa disebut Bayern. Nah, Munchen adalah ibu kota Bayern. Banyak objek – objek menarik yang bisa ditemukan disana, wajar saja karena memang Munchen adalah kota terpopuler wisatawan yang berkunjung ke Jerman.Munchen atau Munich, mendatangkan pengunjung dari seluruh bagian dunia karena kita dapat menikmati pesona kosmopolitan yang kaya tradisi. Sentuhan alpen dan mediteran, keindahan seni, tradisi lama dan teknologi modern, taman bir dan restoran mewah, opera serta kelab-kelab malam. Atraksi wisata kota ini termasukLiebfrauenkirche, Marienplatz, Modern Art Gallery Pinakothek, Residenzpalast, Nymphenburg Palace, Deutsche Museum, Olympia Stadion, dan masih banyak lagi. Oia saya juga bertemu dengan sebuah grup musik jalanan bernama "Balkon", bukan sembarang grup musik jalanan mereka sudah memiliki album dan menyuguhkan musik yang berkualitas.

Perjalanan berikutnya adalah negara yang pernah menjadi bagian Jerman modern, yaitu Hungaria dan Austria. Dari Frankfurt (Main) Hauptbahnhof ke Budapest-Keleti pu menghabiskan waktu sekitar 14,5 jam menggunakan ICE (kereta cepat). Dijemput oleh seorang kawan bernama Ester. Ester adalah penduduk asli hungaria yang pernah studi di Indonesia. Atmosfer yang berbeda yang saya dapatkan disini, Budapest itu perpaduan anatara bangunan modern dan bangunan klasik, berbeda dengan jerman yang modern. Kota tua dan iklimnya sedikit lebih panas. Menginap di apartemen yang terlihat tua dibagia luar namun cukup modern di bagian dalam tempat Ester tinggal. Kota ini terlihat sangat menarik dengan bangunan- bangunan historisnya. Banyak sekali tempat yang saya kunjungi di Budapest, antara lain:

Kozponti Vasarcsarnok, sebuah pasar tradisional yang juga menjual souvenir. Dibuka setiap hari Senin – Sabtu.

  • Lanchid (jembatan rantai). Jembatan ini adalah objek yang paling terkenal di Budapest. Sangat cantik kalau dilihat pada malam hari berkat lampu – lampu yang menghiasi jembatan tersebut. Nah jembatan ini lah yang menghubungkan kota Buda (barat) dan Pest (timur). Konon katanya dahulu kedua kota ini belum menjadi satu seperti sekarang. Terdapat sungai yang sangat besar dibawah jembatan ini, dikenal dengan sebutan Donau.
  • Tidak jauh dari Lanchid, terdapat sebuah bukit yang dinakamakan Citadella (benteng). Dari atas bukit ini kita dapat melihat ke arah kota Buda dan Pest. Disini juga terdapat patung peringatan St. Gellert yang menghadap ke arah kota.
  • Orszaghaz (Parlement), bangunan ini merupakan salah satu lambang dari ibu kota Hungaria. Sayang saya tidak sempat berkunjung ke dalamnya, namun informasi yang saya dapat yaitu bangunan ini dapat dikunjungi setiap hari tanpa dipungut biaya masuk asal kita menunjukan kartu identitas. Lagi – lagi saya beruntung, tepat di depan gedung tersebut sedang berlangsung pameran fotografi yang cukup menarik.
  • Museum Nasional Hungaria. Free entry, tapi sayang tidak diperbolehkan mengambil satupun gambar di dalam. Secara keseluruhan isi dari dari museum ini menceritakan tentang kerajaan Hungaria pada jaman dahulu kala. Dari mulai perkakas, lukisan, hingga baju tradisional bangsawan Hungaria dipajang di museum ini. Beruntungnya saya, karena tepat pada hari itu ada sebuah konser musik dan pameran di depan museum yang menarik untuk ditonton.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun