BJ Habibie menjelaskan bahwa pesawat baling-baling ini nantinya diklaim akan lebih efisien dan lebih cepat dalam penggunaan bahan bakar dibandingkan dengan Airbus ataupun Boeing. Saat ini proses pembuatannya pun sudah mencapai 10 persen. Kemampuan desain dan teknologi mungkin akan sama dengan N250. Namun dari segi ukuran, R80 ini akan lebih besar dan panjang yang lebih maksimal dibanding N250. Habibie menambahkan R80 ini dibangun tidak akan menggunakan dana APBN, melainkan PT RAI yang akan menjalin kerjasama dengan swasta.
Arti dari R80 yaitu huruf R itu diartikan sebagai Regional, pesawat tersebut adalah buatan anak bangsa dan difungsikan untuk penerbangan jarak-jarak pendek. Sedangkan angka 80 menunjukkan bahwa kapasitas kursi pesawat mampu menampung sebanyak 80 penumpang.
"It's a surprise, you'll see it, ok (ini adalah kejutan, Anda akan melihatnya)," ucapnya. Secara regulasi, pemerintah memberikan waktu 5 tahun untuk menyelesaikan keseluruhan tahapan tersebut. Alasannya, perkembangan teknologi untuk industri pesawat terbang dinilai sangat cepat. Pesawat ini ditargetkan akan memulai penerbangan pertamanya pada 2018 mendatang.
R80 akan menggunakan baling-baling di bagian atas badan pesawat sebagai penggerak, seperti N250. Dengan menggunakan baling-baling, konsumsi bahan bakar akan jauh lebih irit. R80 ini, didesain untuk jarak tempuh kurang dari 600 km. Karena itu dapat dipastikan akan semakin irit bahan bakar. Untuk produksi tahap awal ini R80 menghabiskan US$ 400 juta. Meski pesawat ini masih dalam tahap perancangan namun sudah mengundang banyak peminat yang menyatakan siap akan menggunakannya. Salah satu maskapai yang siap membeli pesawat R80 ini adalah Sriwijaya Air yang nanti akan digunakan untuk anak usahanya yaitu NAM Air.