Memang hanya tradisi. Tapi saya merasakannya sebagai sentuhan spiritual yang luar biasa. Tidak menyangka apresiasi masyarakat sekitar rumah saya sedemikian besar untuk menyapa saya semenjak pulang haji hari Jumat (25/11/2011) kemarin.
Ya, mereka datang ke rumah, menyampaikan tahniah (ucapan selamat) kembali ke rumah setelah sebulan saya berada di tanah suci menunaikan ibadah haji. Tetangga kanan dan kiri rumah, tetangga yang tinggal satu kampung, hilir mudik hadir ke rumah saya. Bagi saya ini kehormatan, karena saya bukanlah tokoh di kampung, bukan tokoh masyarakat, bukan orang terkenal. Hanya warga masyarakat biasa, sebagaimana warga kampung lainnya.
“Saya tidak meminta oleh-oleh apapun, kecuali doa dan air zam zam”, kata mbah Minah yang sudah tua renta. Ia adalah tamu pertama yang datang ke rumah berpagi-pagi, khawatir tidak mendapat bagian air zam zam.
“Saya tidak mau kehabisan jatah air zam zam, maka saya segera datang ke sini”, kata tetangga saat menjenguk saya di rumah.
Saya hanya membawa 12 liter air zam zam saat pulang dari tanah suci kemarin, sesuai jatah yang ada, namun suami saya sudah mengantisipasi dengan membeli air zam zam dari biro travel haji yang selalu membawa air zam zam setiap kali pergi haji dan umrah mengantar jamaah. Dengan bekal itu, saya bisa memberikan sedikit air zam zam yang sudah diwadahi botol-botol kecil kepada para tetangga dan tamu yang datang hilir mudik.
Alhamdulillah, saya merasa lega saat tetangga dan tetamu yang datang ke rumah tampak senang karena mendapat jatah air zam zam.
Sebenarnya, ada apa dengan air zam zam ? Mengapa masyarakat sangat antusias ingin mendapatkan air zam zam ?
Bu Dalilah, tetangga depan rumah saya bercerita manfaat yang ia rasakan dari air zam zam. Dulu bu Dalilah pernah mengunjungi seorang ulama yang baru pulang haji. Ulama tersebut memberikan air zam zam sembari berpesan, “Berdoalah kepada Allah melalui perantaraan air zam zam ini, kamu pengin apa ?”
Sebelum meminum, bu Dalilah berpikir, permintaan apa yang ingin ia sampaikan kepada Allah. Akhirnya ia berdoa, agar anak lelaki yang paling kecil mudah dididik dan menjadi anak sukses. Kini anak lelaki tersebut sudah dewasa dan berkeluarga, dan alhamdulillah menjadi anak sukses. Menurut bu Dalilah, inilah khasiat nyata air zam zam yang beliau rasakan. Anak lelaki tersebut menjadi anak yang paling sukses dibanding dengan saudara lainnya.
Khasiat Air Zam Zam, Bukanlah Mitos
Jika kita tinjau dari kepustakaan Islam, ternyata air zam zam memang memiliki banyak keistimewaan. Jadi, khasiat air zam zam bukanlah mitos yang dibuat-buat untuk mensakralkan haji, namun memang memiliki sandaran penjelasan yang kuat secara tekstual. Coba kita tengok penjelasan Nabi saw berikut :
“Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan bisa sebagai obat penyakit.”
Dalam hadits yang lain Nabi pernah bersabda :
“Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan.”
Nabi membolehkan kita mengambil keberkahan dari air zam zam. Selain untuk diminum, dianjurkan pula untuk memercikkan air tersebut pada kepala, wajah dan dada.
Air zam-zam juga bisa menyembuhkan penyakit. Sebagian ahli fikih bahkan menganjurkan agar membawa air zam-zam ketika pulang dari tanah suci untuk menyembuhkan orang yang sakit. Dulu ‘Aisyah, isteri Nabi saw, pernah membawa pulang air zam-zam dalam sebuah wadah, lalu beliau mengatakan bahwa Nabi pernah hal melakukan tindakan seperti itu.
“Rasulullah saw pernah membawa air zam-zam dalam wadah. Ada orang yang tertimpa sakit, kemudian beliau menyembuhkannya dengan air zam-zam.”
Air zam zam juga menjadi sarana berdoa kepada Allah. Ketika meminum air zam zam, hendaklah memohon kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat. Nabi bersabda, “Air zam-zam sesuai keinginan ketika meminumnya.” Maksudnya, doa yang diucapkan ketika meminum air zam zam adalah doa yang mustajab, mudah dikabulkan Allah.
Ada riwayat yang menjelaskan bahwa ketika meminum air zam-zam, Nabi saw berdo’a : Allahumma inni as-aluka ‘ilman nafi’an wa rizqan wasi’an wa syifa’an min kulli da’in. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang melimpah, dan kesembuhan dari setiap penyakit. Namun doa ini bersumber dari riwayat yang dha’if (lemah).
Dengan demikian, kita boleh berdoa dengan ungkapan permintaan apa saja sesuai hajat masing-masing, tidak harus dengan doa tersebut. Dengan bahasa masing-masing meminta sesuatu kepada Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat kita, insyaallah akan mendapatkan istijabah dari Allah.
http://ida-nurlaila.blogspot.com/2011/11/air-zam-zam-yang-menakjubkan.html