Aku menggamit resah terlalu parah
Entah kenapa hanya kau yang terang
Entah kenapa pada kau aku menengadah
Menawarkan segenggam kebisuan penuh tanya
Memberi sekotak kode tak terpecahkan
Dan kau tetap tak bersuara
Kau tetap tak memberi arah kembali sejelas
yang mereka surati
Sedang bunga harapan bertumbuh di sanubari
Siap mekar dan belum bersedia mati
Entah siapa aku di masa depan
Entah siapa kau di mataku nanti
Entah bagaimana nasib bunga harapku nanti
Terlalu banyak entah di sana-sini
Dan aku masih menawar kebisuan
Akan tetap terbisu sampai suatu hari
Kedua mata ini siap menembus
Sinar matamu
Sampai suatu ketika
Segenap hati ini siap dimiliki
Olehmu, hanya olehmu
Medan, 15 Maret 2013
Ida Mayasari