Sebelum saya memulai proses pembelajaran, yang saya pikirkan pertama yaitu bagaimana nantinya saat praktik saya mempertimbangkan kesesuaian pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran, agar cocok dengan kebutuhan, kemampuan karakteristik peserta didik yang akan diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD, di mana diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan mereka secara optimal dan sesuai dengan tingkat kesiapan mereka.
Pada topik ini yang saya pelajari yaitu tentang penggunaan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Scaffolding dalam ZPD merupakan cara yang tepat untuk membantu peserta didik dalam belajar. Dalam hal ini guru dapat membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan (kemampuan) dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu, peran teman sebaya dalam pembelajaran juga dapat membantu peserta didik yang kesulitan dalam belajarnya, sehingga tujuan belajar peserta didik dapat tercapai dengan efektif.
Pada ruang kolaborasi saya dan rekan saya saling bertukar pikiran dan pendapat mengenai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD. Kami menemukan perbedaan dan persamaan terkait pendapat masing-masing kelompok. Dengan ini, saya mendapatkan beberapa wawasan dan pemahaman baru serta memperkuat pemahaman saya, terkait pembahasan topik ini melalui sudut pandang yang berbeda, dan ini merupakan pembelajaran dan pengalaman yang berharga dan berguna bagi saya sendiri, sebagai calon pendidik yang nantinya mau tidak mau akan berkecimpung secara nyata dengan penerapan yang dibahas pada topik ini.
Hal penting yang saya pelajari dari proses ini yaitu saya dapat memahami lebih mendalam tentang apa itu scaffolding pada ZPD. Scaffolding sendiri merupakan bagian dari konsep ZPD yang dimaknai sebagai bantuan yang disediakan lingkungan seperti teman, guru ataupun orang tua yang lebih kompeten. Hal ini bertujuan untuk memberi bantuan dan dukungan kepada anak yang tidak mampu memenuhi tugas perkembangannya. Dukungan yang diberikan dapat berupa bimbingan, bantuan, pujian bahkan menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik mengajar. Hal ini menjadi satu wujud dari sebuah scaffolding, catatan penting yang menjadi patokan yaitu, kita harus memahami dimana titik dukungan dan titik dukungan seperti apa yang diperlukan oleh setiap peserta didik. Sedangkan ZPD sendiri merupakan jarak atau batas antara tingkat perkembangan aktual (yang ditentukan oleh pemecahan masalah independen) dan tingkat perkembangan potensial (yang ditentukan oleh pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten).
Tingkat kemampuan aktual merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki peserta didik, di mana peserta didik itu mampu menyelesaikan tugas atau masalah yang diberikan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan tingkat kemampuan potensial merupakan tingkat kemampuan yang dikuasai oleh peserta didik, di mana peserta didik dapat mencapai suatu kompetensi ketika memperoleh bimbingan atau bantuan dari orang lain.
Dalam hal ini scaffolding memiliki dua metode, diantaranya:
- Scaffolding up : diterapkan pada peserta didik yang sudah menguasai materi atau objektif pelajaran, sehingga yang bersangkutan dapat mengembangkan level pemahaman nya lebih tinggi lagi.
- Scaffolding down : guru akan memberikan arahan baik secara visual maupun oral (ucapan) pada peserta didik yang kesulitan dalam sebuah pelajaran sehingga peserta didik tersebut dapat menemukan jawaban atau solusinya.
Pada proses selanjutnya, saya mempelajari tentang keterkaitan topik ini dengan mata kuliah lain atau mata kuliah yang sama. Salah satu contoh yaitu keterkaitan topik ini dengan mata kuliah ini sendiri (perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam pendidikan) yaitu bahwa setiap peserta didik mempunyai latar belakang, karakteristik dan gaya belajar yang berbeda. Lingkungan rumah sangat mempengaruhi sikap sosial, komunikasi dan moral peserta didik. Sehingga melalui scaffolding pada ZPD sangat membantu proses pembelajaran di kelas, dengan menyesuaikan pembelajaran dan karakteristik dari peserta didik. Sehingga peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan sesuai kemampuannya.
Pembelajaran mengenai scaffolding pada ZPD, membekali saya sebagai guru dengan pemahaman mendalam tentang bagaimana mendukung peserta didik. Sebagai calon guru saya harap, saya bisa menjadi guru yang lebih adaptif, mampu merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, meningkatkan efektivitas pengajaran dengan metode yang sesuai dengan ZPD serta membuat pembelajaran yang lebih menarik. Setelah guru dan peserta didik melalui persiapan-persiapan dalam proses penerapannya tersebut, kemampuan mengajar dalam konteks keberagaman budaya dan tingkat kecakapan peserta didik di indonesia juga dapat terasah. Dengan ini juga, saya sebagai guru memahami pentingnya keterlibatan peserta didik dalam mengembangkan keterampilan sosial dan mendukung interaksi positif. Semua ini, mengukuhkan dimensi profesionalisme guru serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan mendukung perkembangan optimal peserta didik.
Jika ditugaskan mengajar dan arus menerapkan scaffolding pada ZPD dalam pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran, saya siap melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Nilai kesiapan saya 83%, karena masih banyak yang harus dipelajari dan saya rasa pun masih perlu banyak belajar terkait pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD. Agar nantinya saya mampu menerapkannya dengan hasil yang optimal, baik bagi saya sendiri maupun peserta didik.
Hal yang perlu dipersiapkan lebih lanjut sebelum benar-benar menerapkannya, saya perlu mendalami dan mengenali kemampuan peserta didik, karakteristik yang dimiliki setiap peserta didik, membuat rencana pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif, menciptakan pembelajaran yang fleksibel dan kolaboratif, mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran secara terus-menerus, memanfaatkan sumber daya edukatif, mengembangkan keterampilan diri sebagai guru dan sering berkolaborasi dengan tekan guru sejawat. Saya rasa, ketika seorang guru mau lebih terbuka untuk terus belajar dan memperbaiki diri dan memperbaiki kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu, nantinya akan mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih berarti dan bermakna bagi peserta didik, serta mampu mengembangkan pemahaman, kemampuan dan keterampilan peserta didik pada zona perkembangan nya masing-masing.