Sesuatu itu seperti bersembunyi dan menanti. Menangkap kabar dengan beberapa pasang mata yang terus terjaga. Tak tertidur karena sesuatu dariku teramat penting. Akulah rahasia, dan sesuatu itu berusaha menguak pesan yang dinanti-nanti, merobek-robek waktu tanpa henti.
.
Sesuatu itu mendengar bunyi lalu segera mencatat nadanya. Mereka berputar-putar seperti desau angin yang seolah diam namun mengetahui. Akulah rahasia, dan sesuatu itu bagian dari rahasiaku. Mereka bagian dari rahasia yang ingin mereka ketahui.
.
Sesuatu itu mengira aman dalam sebuah tipuan. Mereka membentuk kelompok-kelompok dan membagi tugas: siapa yang merupa mendung, siapa yang menabur hujan, siapa yang sengaja tak membawa payung dan menangis kehujanan. Sesuatu itu melesat dengan kecepatan yang tak tertangkap mata. Aku menggenggam Pandora dan mereka berlesatan dari segala arah. Bila saja mereka sanggup mengecoh dengan bayangan lalu Pandora jatuh dan terbuka rahasia di dalamnya.
.
Akulah rahasia. Dan sesuatu itu mungkin saja muslihat yang berganti-ganti rupa. Merupa kau, merupa aku, merupa bermacam-macam bencana. Dari sebuah sudut yang tak mampu kau jangkau, aku menggenggam cuaca. Mampukah kau mengelabuhi pertanda?