Kepala Suku Dani-Lani, Yakobus Kogoya menjelaskan Derwi adalah warganya yang berprofesi sebagai pendeta. Saat perang antarsuku 2007, Derwi berusaha menyelamatkan warganya namun malah terkena anak panah yang dilepaskan suku Damal.
Saat akan dioperasi di rumah sakit, keluarga menolaknya. Derwi hanya mendapatkan perawatan seadanya dan meninggal. Yakobus mengatakan kematian Derwi membuat jumlah korban jiwa di pihaknya menjadi 12 orang.
Ia menuntut denda Rp 500 juta per kepala atau Rp 6 miliar kepada pelaku/lawan dan pemerintah. Ia berjanji perang antarsuku tidak akan terulang lagi jika denda dibayar dan warganya tak diancam suku tetangga.
Kepala Perang Suku Dani-Lani di Kwamki Lama, Negro Wanimbo mengatakan perang suku berpotensi terjadi lagi bila denda tak sgera dibayar. Mereka memberi batas waktu hingga awal Februari untuk penyelesaiannya.
"Kalau tidak dibayar, kita akan terus berperang dan seluruh warga suku Dani-Lani Kwamki Lama (jumlahnya mencapai 2.000-an jiwa) tidak mengikuti Pemilu," ujarnya.
Suasana di Kwamki Lama hingga sore hari tampak memanas dan tegang. Pasalnya, kedatangan ratusan suku Dani-Lani ke perbatasan Kampung Suku Damal sore kemarin dapat menjadi penanda tantangan. Bayar denda atau perang. Dalam budaya mereka, mengungkit sejarah/kenangan lama dapat berarti tantangan terbuka.
Bagaimanakah jawaban Suku Damal????