Warni berharap cemas. Ia memikirkan keselamatan ayahnya di dalam perjalanan. Ia berjalan mondar-mandir sambil menundukkan kepala. Van Len duduk di atas kursi kayu. Ia meminum secangkir teh hangat. Ia meneguknya penuh kenikmatan. Asap keluar dari teh itu. Van Len menghirupnya, semakin memanjakan indera penciumannya. Van Len berdiri. Ia menatap Warni dengan pandangan lunak.
KEMBALI KE ARTIKEL