Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

10 Cara untuk Menikmati Kota Pekalongan

4 Mei 2011   04:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06 12030 0

Pekalongan tidak hanya batik. Jika Anda ingin menjelajah lebih dalam, kulinernya menjanjikan kekhasan dan kelezatan yang tidak ada duanya. Dan pastinya, hanya dapat diperoleh di kota yang  dipimpin oleh dr. H. Basyir A. Syawie ini. Berikut daftar makanan yang wajib Anda coba:

1. Nasi Megono

Megono adalah makanan andalan kota ini. Layaknya Gudeg di Jogja, Megono diolah dari nangka muda  yang dipotong-potong kecil kemudian diberi parutan kelapa, kecombrang dan sereh kemudian disajikan dengan nasi yang membuatnya berjuluk Sego Megono. Cocok dimakan kapan saja dan dapat dipadukan dengan hampir semua jenis lauk pauk. Sebagai makanan ‘kebangsaan’ Kota Pekalongan, Anda dapat menemukannya dimana saja baik di warung emperan ataupun rumah makan. Yang paling terkenal adalah Pak Bon yang berada di Jl. H.A. Salim atau lapangan ngebong, Mbak Ibah dan Zarkasy.

2. Soto Pekalongan (Tauto)

Kelezatan perpaduan manis dan pedasnya sungguh menggoyang lidah. Ditambah dengan hangatnya kuah soto yang dicampur dengan Tauco membuat Anda tidak dapat berhenti menguyah daging empuknya. Soto ini juga enak dicampur dengan gorengan ataupun krupuk. Tauto juga mudah ditemukan dimana saja tetapi rekomendasi dari saya adalah Soto PPIP, Soto Klego, Dalmudji dan Soto Ojo Lali.

3. Pindang Tetel

Krupuk usek yang berwarna-warni menambah semarak penampilan makanan ini. Kulit dan daging yang dipotong menginspirasi penamaan "tetel" pada Pindang Tetel. Bukanlahikan Pindang yang sebenarnya diolah tetapi daging kerbau, aneh bukan? Kuah hitam yang sangat sedap ini berasal dari campuran Kluwak. Pindang Tetel dapat ditemukan di Pekajangan dan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.

4. Garang Asem

Setali tiga uang dengan Pindang Tetel, Garang Asem juga makanan hasil olahan lain dari Kluwak. Sekilas memang nampak sama saja tetapi Garang asem biasanya lebih segar  dan encer karena menggunakan tomat dan isinya dapat ditambah dengan telur.  Bumbu-bumbu laen yang mendampinginya adalah lengkuas, salam dan sereh yang menambah kenikmatan makanan berwarna hitam ini.  Jika harus meminjam istilah Pak Bondan maka keluarlah kata "Mak Nyuuuusss!". Garang Asem yang paling terkenal adalah Garang Asem warung Masduki di Alun-Alun Kota Pekalongan yang berlokasi dekat dengan Masjid Agung Pekalongan.

5. Kluban Bothok

Hmm… lezatnya sayur urap dicampur dengan lodeh sayur. dan tempe. Pedas dan menggigit. Ditambah dengan kriuknya krupuk usek yang biasa menemani santapan yang biasanya disajikan dengan daun pisang ini. Anda dapat menemukannya di daerah Ambo Kembang dan Pekajangan. Anda harus bergerak cepat untuk mendapatkannya karena makanan ini laris manis jadi harus datang pagi-pagi untuk menikmatinya.

6. Sate Kebo (Sate Ho)

Jangan heran dulu melihat namanya! Sekali gigit saja, Anda akan ketagihan untuk kembali mengambil tusuk demi tusuknya! Sate ini bisa dibilang mirip dengan Sate Padang tetapi tentunya dengan rasa yang berbeda. Bisa ditemukan pada malam hari di daerah selatan Pekalongan (Ambo Kembang) dan di Jl. Hasanudin.

7. Ayam Panggang

Apa yang spesial dari sebuah Ayam Panggang saja? Tentu beda karena ini di Pekalongan. Ayam yang dibakar kemudian diberi kuah santan berwarna merah yang pedas sungguh akan menjadi sebuah santapan yang nikmat. Ayam Panggang dapat ditemukan di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.

8. Gemblong

Pasangan suami-istri yang berpergian kemana-mana selalu bersama biasanya mendapat julukan "koyo dodhol Gemblong" (Kaya orang jualan Gemblong. Ya, penjual Gemblong memang selalu sepasang suami-istri. Memikul bersama-sama seolah-olah melambangkan “susah senang bersama”. Gemblong adalah camilan di sore hari yang terdiri dari Klepon, Gethuk dan Ketan yang dicampur menjadi satu dan diberi kuah santan, kinca serta srundeng. Manis dan gurih!

9. Kopi Tahlil

Sebelum menjadi terkenal sebagai “Starbucks” nya Pekalongan, kopi ini biasanya disajikan pada waktu Tahlilan (pengajian orang meninggal). Kopi Tahlil paling terkenal berada di gedung PPIP Jl. H.A. Salim. Disana menjadi pusat nongkrong anak muda berbagi cerita dengan menyeruput Kopi Tahlil sambil lesehan.

10. Sekoteng

Sekoteng yang terdiri dari suiran roti, mie swa dan roti marie kemudian dihidangkan dengan sirup dan susu. Mantap sekali jika dinikmati pada malam hari sambil berjejalan di sebuah warung kecil bernama Warung Wan. Sayangnya, warung ini sudah tidak ada dan dilanjutkan oleh adiknya di Jl. H.A. Salim dekat Gg. Sugih Waras.

Jadi, apalagi yang Anda tunggu? Bosan dengan makanan yang itu-itu saja? Segeralah berkemas dan rasakan keunikan makanan tradisional Kota Pekalongan!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun