Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Jika Kartini Hanya Diperingati Sanggulnya

21 April 2012   03:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20 2142 4

Jepara (21/4) - Seandainya RA Kartini masih hidup sampai saat ini, mungkin bisa menangis tersedu-sedu menyaksikan kesibukan para orang tua sejak sebelum subuh sudah antridi salon, sampai ada yang subuhannya terlewatkan demi sebuah riasan sanggul untuk putrinya. Bahkan tetangga  sebelah sampai bertengkar sama suaminya gara-gara lupa menyiapkan sarapan buat keluarganya.

Sebenarnya bukan peringatan seperti ini yang diinginkan Kartni.  Bukan sanggul dan kebaya kebesaran yang   diperingati. Tapi esensi ajaran dan cita-cita Kartinilah yang seharusnya tertanam di dalam lubuk setiap bangsa Indonesia, terutama kaum wanita.

Nita (11) Salah satu dari pengantri,mengatakan bahwa dia datang bersama ibunya Entim (52) sejak jam 05.15 tadi. Mengapa jauh-jauh memilih salon Lilis ini, salah satunya adalah karena pelayanandan hasil yang bagus dengan harga terjangkau. Ya salon Lilis memang memasang tarif ”kekeluargaan” dan mungkin ini juga kiat usahanya.

Kembali tentang peringatan hari Kartini yang sudah membudaya di kalangan sekolah-sekolah mulai dari TK sampai Menengah Atas ini, apa tidak seharusnya dikaji ulang seberapa manfaat dan dampaknyabagi perkembangan sosial anak.Meskipun lomba bersanggul ini tidak wajib diikuti olehsemua siswi, tapi yang namanya anak, pasti sangatmenginginkan untuk bisa tampil angun dan cantik, apalagi kalau teman-teman banyak yang ikut.Terus bagaimana nasib anak dari kalangan keluarga kurang beruntung yang orqang tuanya tidak mampu mengantarnya ke salon untuk berdandan?

Sebenarnya kalau pihak sekolah mau menggali lagi dan lebih kreatif sedikit, masih banyak kegiatan lebih menarik dan menyenangkan sekaligus merangsang anak untuk berkompetisi secara sehat.

Esensi peringatan hari Kartini adalahuntuk menanamkan nilai-nilai moral dan keadilan. Keadilan mendapatkan hak menuntut ilmu, mendapatkan perlakuan yang layak sebagai manusia tanpa perbedaan jender , mendapatkan  haknya untuk berkarier sebagaimana pria tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.  Emansipasi bukan berarti melupakan kewajiban sebagai istri dan ibu dari anak-aanaknya. Inilah sebenarnya yang diinginkan Kartini dan pejuang-pejuang perempuan lain di Nusantara.

Ada empat aspek dasar ajaran Kartini yang perlu ditanamkan terutama bagi anak perempuan pada dasarpendidikannya:

  • Persamaan Hak
  • Peletakan dasar-dasar keimanan
  • Peletakan dasar-dasar kepribadian /budi pekerti yang terpuji.
  • Peletakan kebiasaan beribadahsesuai dengan keyakinan masing-masing.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun