Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Dialog ICDW - The Reading Group Singapore

1 Juni 2010   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:49 78 0
[Bogor, 31 mei 2010] Indonesian Center for Deradicalisation and Wisdom (ICDW) menyelenggarakan dialog dengan The Reading Group Singapore, dengan tema "Membangun Islam Toleran". Tema tersebut terinspirasi oleh pandangan negatif oleh beberapa kalangan yang melihat Islam sebagai ancaman bagi kedaulatan sebuah negara. Tentunya pandangan tersebut dipicu oleh sekelumit kejadian beruntun sejak tragedi 11 September di Amerika, hingga berbagai aksi pengeboman di Bali dan Jakarta. Pandangan negatif tersebut perlu diluruskan dengan cara yang bijaksana. Dalam dialog tersebut, pihak The Reading Group Singapore, yang dimotori oleh Mohamed Imran Mohamed Taib mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh minoritas muslim di negerinya. Berbagai pembatasan yang menjadi kebijakan pemerintah, dirasakan membelenggu perkembangan pemikiran bagi kaum muda muslim di sana. Menanggapi uraian tersebut, Kyai Nasrudin Latif, selaku pembina ICDW menyatakan, "Perlu dilakukan dialog terhadap mereka yang takut terhadap berkembangnya pemikiran islam di kalangan kaum muda. Ketika orang lain menganggap kita kafir, justru jangan ditanggapi dengan kebencian serupa. Mereka yang takut terhadap Islam, harus diberitahu bahwa Islam yang murni adalah agama yang damai, toleran, dan tidak pernah mengancam stabilitas sebuah negara." Dalam kesempatan tersebut, Direktur ICDW, Mataharitimoer menghimbau kepada The Reading Group Singapore untuk tak berhenti menjalankan programnya, karena berbagai hambatan adalah sebuah tantangan yang justru akan mematangkan kedewasaan. Selain itu, kerja sama dengan lembaga sejenis di negara tetangga perlu diintensifkan, terutama dengan kalangan pesantren, yang dalam sejarah nusantara merupakan wujud lembaga yang amat toleran terhadap beragam perbedaan. Dialog diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk melakukan kerja sama program pengembangan pemikiran dan pembinaan kader the Reading Group Singapore di indonesia, tepatnya di Pesantren Daarul Uluum yang menjadi tempat dialog yang berlangsung selama 3 jam tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun