Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Perpustakaan Bangunan yang Paling Jorok

8 November 2012   14:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:45 203 0
Membaca adalah sebuah keahlian yang semua orang harus kuasai. Sejak kecil para orang tua wajib mengajarkan kepada anak-anaknya tentang membaca, oleh sebab itu semua orang bisa membaca. Namun tidak semua orang suka membaca. Sebagai orang tua sudah sewajarnya membiasakan kepada anak-anak untuk rajin membaca, baik itu membaca buku cerita, novel, komik atau bahan bacaan lain. Sebagian orang tua menganggap bahwa komik, novel selain buku pelajaran adalah hal-hal yang membuang waktu anak dalam mencapai prestasi. Di zaman sekarang dengan berkembang pesatnya media menimbulkan paradigma sesat yang menggambarkan anak-anak  kutu buku itu urakan, berkacamata tebal dan tidak modis sehingga menimbulkan pemikiran bahwa menjadi kutu buku adalah penyakit sosial. Perpustakaan menurut pandangan orang barat adalah sebuah koleksi terorganisir dari sumber daya yang dibuat dapat diakses oleh komunitas yang ditetapkan untuk referensi atau pinjaman. Ini menyediakan akses fisik atau digital untuk materi, dan mungkin bangunan fisik atau kamar, atau ruang virtual, atau keduanya. Namun sejauh ini bagi kebanyakan masyarakat Indonesia perpustakaan hanyalah tempat penyimpanan buku dan arsip lama. Bahkan pemerintah terkadang cenderung untuk mengesampingkan dana untuk pemeliharaan dan perbaikan perpustakaan baik itu dari segi bangunan dan koleksi. Perpustakaan seharusnya mempunyai potensi yang besar untuk menelurkan generasi-generasi yang berintelektual dan berpikiran terbuka terhadap keadaan sekitar. Para generasi baik tua dan muda, bisa menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan. Walau pun di sadari perpustakaan baik itu wilayah atau di Universitas di Indonesia kesan dari luarnya akan agak seram, mungkin tidak termasuk di beberapa universitas. Di beberapa tempat bisa di temui perpustakaan yang penjaganya bisa di temui di warung kopi meninggalkan meja pustakawan, colokan listrik hanya ada satu, AC suka rusak, tatanan koleksi yang tidak sesuai dengan standard Librarian Congress dsb. Perpustakaan seharusnya bisa menyediakan fasilitas dimana orang-orang akan tertarik datang kesana. seperti cafe di luarnya, tempat penitipan anak, ruang baca anak. Perpustakaan modern saat ini tidak lagi bisa di gambarkan harus seluruh ruanganya senyap tanpa suara. Seharusnya selalu ada transformasi yang baik dari tahun ke tahun. Pemerintah seharusnya bercermin kepada maju pesatnya beberapa negara tetangga dari segi pendidikan. Pelajar dari eropa dan Asia yang akan melanjutkan jenjang pendidikannya akan lebih memilih ke negara yang mempunyai akses perpustakaan yang lengkap. Jadi janganlah heran jika ada manuskrip, buku-buku lama yang sudah tidak mungkin kita dapatkan di Indonesia bisa ada di Negara lain, karena mereka lebih bisa menjaganya. Sebuah universitas tersohor tidak perlukan bangunan yang bagus untuk menarik minat cendekiawan tersohor untuk datang, tidak perlu membuat lahan yang besar untuk membangun fasilitas yang mewah. Tapi cukup membangun Perpustakaan dengan koleksi yang lengkap. Perpustakaan adalah jantung dari Universitas, jika jantung tersebut berhenti memompa darah maka manusia akan mati. Begitu juga dengan perpustakaan jika berhenti memompa ilmunya maka universitas itu akan mati perlahan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun