Beberapa bulan lalu, beredar kabar yang cukup populer di Indonesia, menyatakan bahwa Mark Zuckerberg menjadikan
Muqaddimah Ibn Khaldun sebagai bacaan favoritnya. Kabar ini tentu saja faktual dan dikonfirmasi langsung oleh pendiri facebook tersebut. Tetapi kabar ini dipolitisasi oleh aktifis-aktifis tertentu untuk menguatkan narasi mereka bahwa "Islam itu agama inspiratif" dengan dasar dakta kitab Muqaddimah ibn Khaldun dibaca oleh Mark Zuckerberg. Disatu sisi, saya cukup bahagia mendengar fakta bahwa
Muqaddimah Ibn khaldun masuk dalam buku populer di barat, cukup untuk mendiamkan para aktifis anti Arab di Indonesia. Meski demikian, politisasi fakta ini juga merupakan hal yang membuat saya panas-dingin. Pertanyaan yang muncul di benak saya, apakah aktifis itu pernah baca
Muqaddimah Ibnu Khaldun? atau hanya berdasarkan outer facts bahwa Ibn Khaldun merupakan seorang Muslim, menulis dalam bahasa Arab, dengan demikian buku tersebut merupakan buku yang semisal dengan kitab-kitab fiqh; dengan sangkaan ini mereka menganggap bahwa Mark Zuckerberg sedang mempelajari Islam?
KEMBALI KE ARTIKEL