Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ooh...Ternyata gini toh Kelakuan Istri Kader PKS

19 Juni 2013   20:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:44 142586 34
Awalnya saya sedang asyik berkeliling di beberapa situs untuk mencari berita perkembangan politik dunia internasional, khususnya kabar dari negara-negara yg sedang dilanda masalah serius; Israel, Amerika, Rusia, China, Mesir, Turki, Iran, Suriah, Lebanon, dll. Untuk mendapatkan pemberitaan yg seimbang & melihat dari berbagai sudut pandang, saya terbiasa melakukan aksi selancar ini tidak hanya di satu sumber, melainkan di berbagai media online (kompas, tempo, yahoo, okezone, republika,antara, dll), bahkansitus-situs pribadi/organisasi yang membahas perkembangan situasi politik internasional pun tak jarang saya kunjungi jg; misalnya cahyono-adi.blogspot.com (pro Iran, Suriah, Rusia, Hezbollah, dan Pemerintah Suriah Bashar Al-Assad), zilzaal.blogspot.com (pro Pemerintah Mesir, Turki,dan Pemberontak Suriah),termasukhttp://www.pkspiyungan.orgyang beberapa kali turut mengupas situasi terkini Timur Tengah.

Nah, ketika saya sedang khusyuk membaca berita mengenai situasi politik terkini di Turki dimana sedang terjadi gejolak demonstrasi menentang pemerintahan Erdogan di situs pkspiyungan.org ini (berikut linknya http://www.pkspiyungan.org/2013/06/istanbul-perang-non-fisik-zeytinburnu-1.html) , tanpa sengaja saya melihat tulisan yg jd Headline disana. Judulnya pun tidak main-main (*setidaknya menurut saya) : Sang Khadijah Jama’ah Dakwah ini...

Mengingat PKS yg sedang diguncang kasus suap impor daging sapi, dalam benak saya waktu itu terlintas pikiran, “waduh, istri kader pks yg mana nih yg berani-beraninya mereka ‘nobatkan’ sebagai Khadijah abad 21 versi PKS? Seperti siapa sih orangnya?”. segera saya klik tulisan tersebut, dan setelah selesai membacanya saya sempat terdiam beberapa saat , terharu, bahkan hampir menangis. Untung disebelah ada ayuk (kakak perempuan) saya, jadi batal deh nangisnya. Gengsi braay, hehe.. Menurut saya tulisan ini sangat menyentuh dan inspiratif.

Inilah tulisan tersebut :

Selamat Jalan Isteriku, Engkau Layak Atas Karunia Syahid itu...

17 tahun yang lalu, saat masih aktif menjadi penulis buletin dakwah, aku membaca nama pelanggan yang memesan buletin tersebut. Hj. Robiatul Adawiyah, pasti wanita yang sudah tua. Sudah naik haji dan namanya jadul sekali.

“Akhi, seperti apa sih ibu Robiatul ini,” tanyaku kepada Pak Marjani yang bertugas mengantar buletin. ”Ndak tahu, nggak pernah ketemu, yang saya tahu dia pesan buletin itu untuk dikirim via bis ke Kotabangun”.

Wah wanita yang mulia, mau menyisihkan uang untuk berdakwah kepada masyarakat di hulu sungai Mahakam. Tak lama kemudian setelah kita menikah, Buletin Ad Dakwah dari Yayasan Al Ishlah Samarinda diantar ke rumah. Ternyata wanita mulia tersebut adalah engkau istriku, bukan wanita tua seperti yang kukira. Melainkan mahasiswi yang aktif mengajar di Taman Al Quran.

Istriku, beruntung aku dapat memilikimu. Sudah beberapa pemuda kaya yang mencoba mendekatimu tetapi selalu kau tolak. Kelembutanmu dan kedudukanmu sebagai putri seorang ulama besar menjadi magnet bagi para pria yang ingin memiliki istri sholehah. Kamu beralasan belum ingin menikah karena mau konsentrasi kuliah. Padahal alasan utamanya adalah kamu masih ragu dengan kesholehan mereka. Ketika Ustadzah Purwinahyu merekomendasika­n diriku, tanpa banyak tanya kau langsung menerimaku. Hanya karena aku aktif ikut pengajian kau mau menerimaku, tanpa peduli berapa penghasilanku.

Istriku, semua orang mengakui bahwa kau wanita yang tangguh. Jarang seorang wanita bercita-cita memiliki delapan anak sepertimu. Melihatmu seperti melihat wanita Palestina yang berada di Indonesia. Jika bertemu dengan Ustadz Hadi Mulyadi, suami mba Erni ustadzahmu, pasti pertanyaan pertama kepadaku adalah, “ Berapa sekarang anakmu?”. Sering orang bertanya kepadaku, “ Gimana caranya ngurus anak sebanyak itu?” Mudah, rahasianya adalah menikahi wanita yang tangguh sepertimu.

Kehangatanmu membuat anak-anak kita merasa nyaman di dekatmu. Di saat kau lelah sepulang dari mengisi halaqoh atau ta’lim mereka segera menyambutmu dan melepaskan kekangenan mereka. Kadang lucu melihat mereka membuntuti kemana kamu pergi. Kamu ke dapur mereka bergerombol di sekitarmu, pindah ke ruang tamu, pindah pula mereka ke ruang tamu. Masuk ke kamar, berbondong-bond­ong mereka ke kamar. Sampai ada anak yang selalu memegang-megang­ bajumu dan kamu berkomentar,” Nih anak kayak prangko aja, nempeeel terus.” Jangan salahkan mereka, akupun memiliki perasaan yang sama dengan mereka.

Kadang jika cintaku meluap aku berkata padamu, ”Bener nih kamu ndak nyantet aku? Aku kok bisa tergila-gila begini sama kamu?” Kamu tersenyum dan berkata, "cinta Umi ke Abi lebih besar dari cinta Abi ke Umi, Abi aja yang ndak tahu.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun