Aku telurkan tetesan harmony nada dan lirik,
AKu dentingkan sengaja agar membuat kalian terpanah,
Aku persembahkan kisah menakjubkan di layar lebar,
Menampilkan karakter dan alur cerita agar penonton berdecak kagum,
Bersama para sahabat senimanku yang terlahir bertalenta dengan cita rasa tinggi, menghirup dahaga kalian untuk menggagumi hasil karya mereka.
Dan kilatan warna-warni cahaya di panggung terus mengibas dunia dan memanggil aku “ Sang Superstar dengan fantastic performanya”.
Kalian memburuku tersangat parah, membuat bajuku tersobek, mengecup sekaligus memegang gemas pipiku, bertingkah laku di luar batas normal. Hal ini membuktikan aku senang, juga membuktikan bahwa aku terganggu. Walau aku sering mengumpatnya hanya dalam hati.
Jangan kau kejar aku, jika hanya mengaku-ngaku kekasihku.Aku seringbertanya heran, mengapa kalian memuja aku yang tidak pernah berpakaian formil dan harus mengais rezeky terus hingga tua dengan hidup berseni tanpa jaminan pensiun. Ya, jaminan itu harus ku tanam sendirilah di pekarang tamanku sendiri.
Kalian berkali-kali menciumi seluruh wajahku, mencubit tubuhku, bahkan menyentuh pakaianku dengan menghirup aromanya. Padahal aku perokok berat dan sudah pasti jubahku berbau asap rokok dan bermandikan keringat.(setelah aku menghibur kau).
Buat apa kau mengirimkan pesan di semua komunitas duniamaya bahkan telepon genggamku , ternyata kau hanya memaki-maki keras tak karuan tanpa sebab akibat yang menjadikan kau hanya seorang penggagum yang sakit jiwa karena tersirap deras olehku.
Jangan biarkan aku mati terbunuh olehmu, bak sang legendaries John Lennon. Ingat aku hanyalah manusia biasa juga sama dengan kau. Tapi memang aku lebih terkenal dari dirimu. Kau tidak ingin terkenal dengan membunuh aku, bukan?
Halangi para penulis berita jua penikmat beritanya untuk membuntuti aku terus menerus hingga ruang privasiku menjadi tontonan hiburan khalayak umum. Kesalnya, menjadi suatu program terfavorit dan rating tertinggi, termasuk rating picisan-picisannya. Aku jadi tidak bisa berselingkuh!!!..
Kau membuatku kaya raya. Belilah terus album-album lagu nan indah non plagiat, jadikan laguku menjadi RBTyang terbanyak. Tontonlah film-filmku dan jangan biarkan waktu menghentikania tuk tetap menjadi box office di kanca dunia perfilman selama ini. Dan pundi-pundiku kan semakin mengunung tinggi.
Jangan meninggalkan aku jauh. Wajar semua ini membuat ku sombong atau congkak. Biarkan saja aku terhanyut tertidur atau bangunkan aku dari tidur yang membutakan mata jiwaku. Itu semua terserah kau! Juga terserah aku! Toh, benih yang ku tebar, pasti akan menuai.
Kau sungguh membuat wajahku bertambah ganteng, karena ku tersenyum terus akan kemenangan yang ku raih di setiap acara penghargaan. Bahkan karya film ku di anugerahkan sebagai film terbaik di negeri asing. Bukan main senangnya aku, otomatis wajahku kan tersenyum terus dengan kemenangan ini dan kelarisan ini, semakin aku keren, asal kau jgn semakin membleh.
Kalian jangan bersedih pilu dahulu, mungkin kau berpikir aku tidak menghargai kalian. Ingat senandung yang berjudul “ Puisi untuk Sahabat”, melodi-melodiya tercipta saat suasana meriah acara pertemuan antara kita, sedangkan syair-syairnya bergulir dari pesan-pesan kalian di wall Fan Club aku. Kau telah menggilai kalbuku tuk mencetuskan kalian sebagai Asipirasi kami yang terbaik.
*****
Huh, ternyata aku memang bukanlah superstar, sangat sekali bukan.
Aku selalu bermimpi tuk menjadi dia, namun sayang aku salah sangka pada profesi ku sebagai dokter. Dulu, aku kira, aku akan mendapatkan uang banyak dari profesi mulia ini dan uangnya akan digunakan membeli peralatan studio music dan menjadi produser film dan music, tapi malang waktuku padat sekali membebaskan manusia dari sarang pesakitan dan juga menebar ilmu di fakulitas kedokteran. Boro-boro untuk hunting barang-barang pendukung seni ini, impian itu buyar habis tanpa mengingatnya sedikit pun . Saat ini di waktu lowongku, ku kembali teringat akan mimpi-mimpi aku dahulu dan saya Mohon Maaf sebesar-besarnya, karena tlah menuangkan berandai-andaiSuperstar ke dalam tulisan. Berandai-andai yang berakhir tanpa sesal secuil pun, hanya gelak tawa kecil akibat keheranan, yang diiringi mengumpatku dalam kidung lamunanku.