Internet telah menjamur di kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memanfaatkan internet sebagai media alternatif untuk memenuhi tujuan dan kepentingannya. Negara, masyarakat sipil, dan perusahaan ekonomi merupakan tiga aktor yang paling dekat dengan media modern ini. Ketiga aktor tersebut hampir tidak pernah lepas dari media tersebut. Dalam hal ini, negara memanfaatkan internet sebagai ISA (Ideology State Apparatus)-nya. Artinya, negara memanfaatkan internet sebagai media untuk melegitimasi dan mempertahankan kekuasaannya dengan membentuk dan memanipulasi citra yang dihadirkan kepada masyarakat. Chomsky berpendapat bahwa media dapat membentuk pola pikir masyarakat di luar kesadarannya. Oleh karena itu, internet yang telah menjamur di tengah masyarakat Indonesia akan sangat signifikan untuk dimanfaatkan untuk melegitimasi kekuasaannya. Selain negara, perusahaan-perusahaan ekonomi juga memanfaatkan intenet ini untuk kepentingan ekonominya. Iklan-iklan yang sering bermunculan akan mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsi hal-hal yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan masyarakat sipil sendiri memanfaatkan media internet tersebut untuk melakukan resistensi terhadap pemerintahan yang dianggap buruk. Media internet yang cenderung bebas dan cair akan lebih dipilih oleh masyarakat sipil untuk melakukan resistensi tersebut. Para masyarakat saling berkomunikasi dan berdiskusi terkait masalah pemerintahan dan akan melakukan sebuah resistensi. Ini merupakan bentuk dari komunikasi yang Habbermas sebut sebagai komunikasi deliberatif.