Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Sifat dan karakteristik keilmuan sosiologi

6 Januari 2025   14:35 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:34 20 0
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya serta hubungan antara orang-orang dalam masyarakat.



SUMBER: NURANI SOYOMUKTI





-Objek Sosiologi: MASYARAKAT



1. MACLVER DAN PAGE

Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.



2. RALPH LINTON

Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu ke satuan sosial dengan batas-batas yang di rumuskan dengan jelas.



3. SELO SOEMARDJAN

Masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama, yang mengahasilkan kebudayaan.





SUMBER: SOERJONO SOEKANTO





Pentingnya Belajar Sosiologi:



-Lebih memahami pengorganisasian di dalam diri dan masyarakat

-Cara orang mengkaitkan dirinya dengan institusi yang lebih besar

-Memahami kekuatan sosial yang ada di dalam masyarakat

-Cara terbentuknya masyarakat hingga perkembangan sampai kini





SUMBER: NURDIN & ABRORI





Perspektif utama sosiologi:



1. Perspektif FUNGSIONALISME

- Dengan perspektif ini, dapat menemukan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai kelompok, organisasi, serta institusi yang terstruktur dan memiliki fungsinya masing-masing. Jika fungsi-fungsi itu berjalan dengan baik, maka masyarakat telah terintegrasi dengan baik (well integrated) dan memiliki keseimbangan (Ekuilibrium).



2. Perspektif TEORI KONFLIK

- Sebab terjadinya konflik seiring dengan kemunculan kapitalisme yang melakukan eksploitasi dan dominasi. Masyarakat terbagi dua kelompok, yakni: kelompok Borjuis (pemilik modal dan peralatan kerja) dan kelompok proletar (pekerja).



3. Perspektif INTERAKSIONISME

- Pada perspektif ini akan selalu menanyakan secara cermat bagaimana cara individu itu berinteraksi satu sama lain.

- Pada perspektif ini akan selalu menanyakan secara cermat bagaimana menginterpretasikan tindakannya dan orang lain.

- Pada perspektif ini akan selalu menanyakan secara cermat akibat tindakan individu bagi kelompok sosial yang lebih besar.





SUMBER :NURDIN & ABRORI





Sifat dan Karakteristik Keilmuan Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu sosial yang mempelajari masyarakat, interaksi sosial, dan struktur sosial yang ada di dalamnya. Sebagai sebuah disiplin ilmiah, sosiologi memiliki sifat dan karakteristik tertentu yang membedakannya dari ilmu lainnya. Berikut ini adalah beberapa sifat dan karakteristik keilmuan sosiologi yang penting untuk dipahami.

1. Empiris

Sosiologi adalah ilmu yang didasarkan pada data dan fakta yang dapat diamati. Pendekatan empirik ini menuntut para sosiolog untuk mengumpulkan informasi dari fenomena sosial yang nyata, baik melalui observasi langsung, wawancara, survei, maupun eksperimen sosial. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menemukan pola atau hubungan yang dapat menjelaskan fenomena sosial tersebut.

Misalnya, penelitian tentang perilaku masyarakat di suatu daerah atau tentang pola interaksi antar kelompok sosial dilakukan dengan mengumpulkan data lapangan yang kemudian diolah secara ilmiah.

2. Analitis

Sebagai ilmu sosial, sosiologi bertujuan untuk menganalisis fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Sosiologi tidak hanya menggambarkan apa yang terjadi, tetapi juga berusaha memahami sebab-akibat dari suatu kejadian sosial. Pendekatan analitis ini memungkinkan sosiolog untuk menggali lebih dalam mengenai struktur, dinamika, serta kekuatan yang mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat.

Contohnya, ketika menganalisis ketimpangan sosial, sosiolog akan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dampak, dan cara-cara untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Sistematik

Keilmuan sosiologi tidak hanya berbasis pada observasi yang acak, tetapi menggunakan metode ilmiah yang terstruktur dan sistematis. Penelitian sosiologi harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, mulai dari merumuskan hipotesis, pengumpulan data, analisis, hingga menarik kesimpulan. Keberhasilan suatu penelitian sosiologi bergantung pada seberapa baik penelitian tersebut dilakukan dengan metode yang objektif dan terencana.

4. Teoritis

Sosiologi memiliki dimensi teoritis yang sangat kuat. Dalam sosiologi, terdapat banyak teori yang berkembang untuk menjelaskan fenomena sosial, baik itu teori mengenai perubahan sosial, konflik sosial, struktur masyarakat, maupun perilaku individu dalam konteks sosial. Teori-teori ini membantu sosiolog memahami dan merumuskan penjelasan yang lebih dalam mengenai dinamika sosial.

Misalnya, teori fungsionalisme yang dikembangkan oleh Emile Durkheim menjelaskan bagaimana setiap elemen dalam masyarakat memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan sosial. Sebaliknya, teori konflik yang dikembangkan oleh Karl Marx menyoroti ketimpangan sosial dan perjuangan antar kelas sebagai faktor pendorong perubahan sosial.

5. Objektif

Sosiologi berusaha untuk bersifat objektif dalam menggambarkan dan menganalisis fenomena sosial. Para ilmuwan sosiologi berupaya menghindari pandangan subjektif atau bias pribadi dalam penelitian mereka. Hal ini penting agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara ilmiah oleh komunitas akademik.

Contohnya, dalam mempelajari pengaruh kemiskinan terhadap tingkat pendidikan, seorang sosiolog harus menghindari penilaian pribadi yang menghakimi atau berprasangka terhadap individu yang hidup dalam kemiskinan.

6. Interdisipliner

Sosiologi berhubungan erat dengan banyak disiplin ilmu lainnya, seperti psikologi, antropologi, ekonomi, dan ilmu politik. Hal ini membuat sosiologi bersifat interdisipliner, yaitu mengintegrasikan berbagai perspektif untuk memahami lebih baik berbagai aspek kehidupan sosial.

Misalnya, untuk memahami perilaku sosial dalam suatu kelompok, seorang sosiolog mungkin akan menggabungkan teori-teori psikologi tentang motivasi individu dengan teori-teori sosiologi tentang pengaruh kelompok.

7. Dinamis

Sociology selalu memandang masyarakat sebagai entitas yang dinamis, selalu berubah seiring waktu. Faktor-faktor seperti perubahan ekonomi, teknologi, budaya, dan politik mempengaruhi struktur dan interaksi sosial dalam masyarakat. Sosiologi tidak hanya melihat masa lalu atau saat ini, tetapi juga mencoba meramalkan perubahan yang akan datang berdasarkan pola dan tren sosial yang ada.

Contohnya, dalam mempelajari dampak teknologi informasi, sosiologi akan mengidentifikasi bagaimana perkembangan media sosial mengubah cara orang berinteraksi, bekerja, dan belajar.

8. Holistik

Sosiologi berusaha untuk memahami fenomena sosial secara keseluruhan, bukan hanya melihat bagian-bagian secara terpisah. Pendekatan holistik ini berarti sosiologi memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang kompleks di mana setiap elemen saling mempengaruhi. Sosiolog berusaha melihat hubungan antara individu, kelompok, institusi, dan struktur sosial yang ada.

Misalnya, dalam mempelajari pendidikan, sosiologi tidak hanya melihat peran guru atau siswa saja, tetapi juga mempertimbangkan pengaruh keluarga, masyarakat, ekonomi, dan kebijakan pemerintah dalam membentuk sistem pendidikan.

9. Normatif dan Deskriptif

Sosiologi dapat bersifat normatif dan deskriptif. Sebagai ilmu yang normatif, sosiologi dapat mengajukan nilai atau standar mengenai bagaimana masyarakat seharusnya berfungsi, misalnya melalui penelitian tentang keadilan sosial atau hak asasi manusia. Sedangkan sebagai ilmu deskriptif, sosiologi lebih fokus pada upaya menggambarkan bagaimana masyarakat sebenarnya berfungsi dan beroperasi.

Misalnya, dalam analisis mengenai ketidaksetaraan gender, sosiologi dapat menggambarkan realitas ketidaksetaraan yang ada di masyarakat, sekaligus memberikan rekomendasi tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai kesetaraan gender.





Sifat-sifat sosiologi:



1. Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial, bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.

2. Sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.

3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret.

4. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Meneliti dan mencari sesuatu yang menjadi prinsip umum dari interaksi antar manusia.

5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Menyangkut penggunaan dan penerangan dari metode yang ada di dalam bab.

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus dari setiap interaksi antar manusia.



SUMBER: SOEKANTO & SULISTYOWATI





Secara keseluruhan, sosiologi adalah ilmu yang berfokus pada masyarakat dan interaksi sosial. Dengan sifat empiris, objektif, dinamis, dan holistik, sosiologi berusaha memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur dan pola sosial yang ada. Melalui metode ilmiah dan teori yang terus berkembang, sosiologi tidak hanya berperan sebagai alat analisis, tetapi juga sebagai sarana untuk menemukan solusi terhadap berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun