Siapa mereka yang saya maksud dan apa nilai minusnya?
Mereka adalah Cecep Noeris, Aries Noor, dan Tito P. Soenardi. Setidaknya 3 nama itu yang saya lihat di album Fatin sebagai composer pada lagu yang berjudul Kaulah Kamuku feat. Mikha Angelo. Nah, judul lagu itulah yang menjadi nilai minusnya. Sebagai fatinistik penikmat bahasa Indonesia, jelas saya kecewa karena judul itu tidaklah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ditinjau dari segi bahasa jelas ini susunan yang aneh dan kacau.
padahal kalau dilihat dari tiga nama composer tersebut saya yakin mereka bukan orang luar. Tidakkah mereka saling mengoreksi lirik lagu itu? atau demi menyesuaikan nada/musik mereka mengabaikan kaidah bahasa Indonesia? Ingin sekali saya memakluminya. Tapi saya melihat composer lain seperti Grace Sewell, Mathias Wollo, Alexander Aushteim, Charite, Kei Lim, Mats, dll. yang notabene bukan orang Indonesia malah membuat lagu dengan lirik yang bagus. Walaupun liriknya sederhana, kurang bernilai sastra, atau sekedar alih bahasa, tapi saya tidak melihat kejangggalan, lirik yang mereka buat masih sesuai dengan kaidah bahasa kita.
Mari kita urai kata 'kaulah kamuku'.
Kaulah = Kau adalah = subjek. Kamuku = Kamu + Aku = predikat. Susunan predikat inilah yang aneh! benar-benar aneh. Sejak kapan dua kata ganti bisa menjadi satu frase? hal ini mengingatkan saya pada kata 'aku padamu' pada salah satu lirik lagu ST12 (saya lupa judulnya),' i heart you' Smash (lirik bahasa Inggris yang aneh, meskipun diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ini tetap maksa), kata 'sesuatu' yang sering diucapkan tidak sesuai pada tempatnya oleh Syahrini (dalam pembicaraan. Kalau dalam lirik lagunya masih sesuai kaidah), dan yang terakhir adalah kata-kata Vicky (Calon suami gagal Zaskia Gotik) ketika diwawancara wartawan (yang sekarang dijuluki bahasa vickynisasi).
Beredar kabar bahwa album Fatin akan dibuatkan versi bahasa Inggris. Coba kalian terjemahkan kata Kaulah Kamuku ke dalam bahasa Inggris; You are my you (?); You are my own you (?); You my you (?). Ah! Sulit sekali saya menerjemahkannya. Bagaimanapun, dengan alasan penyesuaian nada/musik, ini tetap pemerkosaan bahasa. Tak adakah kata lain untuk menggantikannya? yang mungkin tetap bisa sesuai dengan nada/musiknya.
Mungkin tulisan ini sebagai kritik bagi SMEI ke depannya agar membuatkan album dengan lirik-lirik lagu yang lebih baik dan berkualitas, berbobot dan bernilai sastra. Kalau dari segi musik, saya akui kualitasnya. Tapi dari segi lirik, saya rasa perlu pembenahan.
Oya, satu lagu minusnya lagu ini, seperti diungkap fatinstik lain bahwa dalam lagu ini Fatin seperti backing vokalnya Mikha. Ada yang beropini bahwa suara Fatin diturunkan untuk menjaga keseimbangan dengan suara Mikha. Bagi saya itu opini yang tidak masuk akal. Kita lihat lagu ini dimix oleh Gustav Efraimsson dan dikerjakan di studio The Kennel. Saya yakin bukan hal sulit bagi seorang Gustav untuk mengharmoniskan dua suara mereka dengan peralatan memadai. Bagaimanapun juga telinga saya tetap mendengar bahwa suara Mikha tetap dominan. Padahal yang menjadi 'tuan rumah' dalam album ini adalah Fatin sedangkan 'tamu'nya adalah Mikha. Seolah pihak Sony ingin 'memperkenalkan' kualitas suara Mikha di dalam 'rumah' Fatin. "Ini lho kualitas Mikha kalo dibikinin Album". Karena kita tahu bahwa tidak jarang suara Mikha 'anjlok' ketika tampil live dan itu sering menjadi bulanan-bulanan para haternya. Atau mungkin Mikha memang sengaja mendominasi suara Fatin? entahlah. Yang pasti ini album Fatin. "Hei Mikha Angelo, Engkau......lah Tamuku! (jujur, saya suka plesetin begitu kalau nyanyi lagu ini)